10 Komponen Komunikasi yang Wajib Kamu Ketahui

Teknatekno.com – Hai Teknozen! Kali ini Teknatekno akan membahas tentang komunikasi, mulai dari pengertian komunikasi sampai dengan beberapa komponen komunikasi yang perlu kamu ketahui. Agar proses komunikasi dapat berjalan sebagaimana semestinya, maka ada beberapa komponen penting yang harus dipenuhi dalam menunjang proses komunikasi tersebut.

Apa saja komponen penting dalam komunikasi tersebut? Sebelum membahas tentang komponen komunikasi, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu komunikasi dibawah ini.

Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah proses menciptakan dan berbagai ide, informasi, pandangan, fakta, perasaan dari satu orang ke orang lain. Komunikasi juga dapat dipahami sebagai kegiatan interaksi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, baik untuk menyampaikan pesan, maupun saling bertukar informasi satu dengan yang lain.

Dalam hal ini, seseorang perlu menggunakan bahasa yang efektif agar pesan atau informasi dapat tersampaikan dengan baik. Dengan begitu, orang yang diajak berbicara bisa menangkap makna atau maksud dari informasi yang disampaikan.

Selanjutnya penerima pesan dapat memberikan umpan balik dari informasi yang disampaikan. Umpan balik ini bisa berupa kognisi atau pemahaman, afeksi atau perasaan, hingga perilaku.

Pengertian Komunikasi Menurut KBBI

Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli

Berikut ini beberapa pengertian komunikasi menurut pandangan beberapa ahli:

1. Menurut KBBI

Menurut KBBI, komunikasi adalah suatu pengiriman dan penerimaan suatu pesan atau berita antara dua orang atau lebih. Yang kemudian nantinya pesan terkirim tersebut dapat dipahami oleh si penerima.

2. Pengertian Komunikasi Secara Etimologi

Dalam pandangan etimologi, kata komunikasi berasal dari bahasa latin, yakni communicates. Yang artinya. Berbagi atau menjadi milik bersama yang mana mengacu pada upaya-upaya mewujudkan tujuan bersama.

3. Menurut Webster New College Dictionary

Webster New College Dictionary mengungkapkan bahwasannya komponen komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antara satu dengan lainnya. Melalui berbagai sistem lambang atau tanda, hingga sampai dengan tingkah laku.

4. Menurut Charlie Osgood

Charlie Osgood menyampaikan bahwa komunikasi adalah suatu kegiatan yang terjadi, ketika seorang pengirim mengirimkan pesan. Dengan bentuk sinyal alternatif, yang kemudian dikemas sedemikian rupa, menggunakan saluran komunikasi.

 

Unsur dan Komponen Penting Dalam Komunikasi

Unsur dan Komponen Komunikasi

Komponen komunikasi adalah elemen-elemen penting yang terlibat dalam proses komunikasi antara dua pihak atau lebih. Terdapat sepuluh komponen utama dalam proses komunikasi, diantaranya adalah:

1. Komunikator (Pengirim Pesan atau Sumber)

Komunikator adalah komponen komunikasi yang sangat penting untuk proses komunikasi karena membantu dalam proses komunikasi. Jika pengirim pesan atau komunikator ini tidak ada, maka proses komunikasi tidak akan terjadi.

Ada beberapa faktor dalam komunikator yang dapat menentukan efektivitas proses komunikasi, yaitu sikap komunikator serta pemilihan berbagai macam simbol yang memiliki makna.

Sikap komunikator mengisyaratkan bahwa komunikator harus memiliki sikap yang baik. Untuk saat ini, dimungkinkan untuk melihat berbagai simbol yang dipilih sebagai cerminan dari audiens dan keadaan lingkungan komunikasi saat ini.

Dari dua faktor yang harus ada dalam diri komunikator, maka ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menjalankan proses komunikasi, yaitu sebagai berikut:

  • Individu yang terlibat dalam komunikasi perlu mengenali siapa yang menjadi komunikator atau penerima pesan serta khalayak sasaran.
  • Pesan yang akan dikirimkan oleh komunikator harus jelas dan tidak ambigu.
  • Individu yang terlibat dalam proses komunikasi, perlu memahami alasan komunikator mengirimkan pesan kepada penerima pesan atau khalayak sasaran.
  • Apa hasil yang diharapkan oleh komunikator sebagai pengirim pesan.

Apabila komunikator memenuhi faktor-faktor tersebut, maka proses komunikasi pun akan rentan untuk menemui kegagalan.

2. Message atau Pesan

Komponen komunikasi selanjutnya yaitu pesan atau informasi yang ingin disampaikan komunikator kepada penerima pesan. Pesan yang dikirimkan oleh komunikator dapat berupa pesan yang bersifat verbal maupun pesan yang bersifat nonverbal. Baik melalui aplikasi pesan atau tatap muka.

Agar pesan dapat sampai ke penerima secara efektif, komunikator harus memahami sifat dan profil, kebutuhan khalayak sasaran, harapan dan kemungkinan tanggapan yang akan diberikan oleh penerima pesan terhadap pesan yang dikirim oleh komunikator. .

Mengetahui profil dan kebutuhan penerima pesan sangatlah penting, apalagi jika proses komunikasi dilakukan secara tatap muka. Komponen pesan dalam proses komunikasi merupakan alasan terjadinya komunikasi.

Jika pesan yang disampaikan oleh komunikator tidak dikemas dengan baik, berarti komunikator belum siap untuk memulai proses komunikasi kepada penerima pesan.

3. Encoding

Encoding adalah proses mengambil pesan dan mengirim pesan dalam bentuk yang dapat dibagikan dengan pihak lain. Informasi yang disampaikan harus dipersiapkan dengan baik dan dapat dikodekan.

Pesan juga harus dikirim dalam bentuk di mana penerima pesan dapat memecahkan kodenya, jika tidak, pesan tidak akan terkirim dengan benar. Agar penerima pesan dapat menyandikan pesan komunikator, komunikator perlu memahami apa yang dibutuhkan oleh penerima pesan atau khalayak.

Tujuannya tentu saja agar penerima pesan mampu memahami dan men-decode sebuah pesan. Komunikator harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan penggunaan yang dikenal baik oleh penerima pesan. Orang yang melakukan encoding disebut encoder.

4. Channel (Saluran Komunikasi atau Media)

Komponen komunikasi selanjutnya adalah saluran atau media komunikasi. Media digunakan oleh komunikator untuk membantu proses pengiriman pesan kepada khalayak atau penerima pesan.

Jenis pesan yang dimiliki dapat membantu komunikator untuk dapat menentukan media dan saluran komunikasi apa yang tepat untuk digunakan. Termasuk dalam pilihan kata baik lisan, tulisan, cetak, simbol non verbal, media elektronik dan sebagainya.

Dalam komunikasi modern, komponen media yang dimaksud terutama difokuskan pada media komunikasi massa, seperti radio dan internet. Pemilihan media atau saluran komunikasi harus tepat, agar komunikator dapat menentukan apakah proses penyampaian pesan dapat berhasil atau tidak.

Decoding

5. Decoding

Setelah komponen encoding, ada juga komponen decoding dalam komunikasi. Decoding komponen dapat terjadi ketika penerima pesan menerima pesan yang telah dikirimkan oleh komunikator.

Untuk menyandikan, penerima pesan membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik, seperti kemampuan membaca pesan secara menyeluruh, mendengarkan pesan secara aktif, bertanya atau mengkonfirmasi bila diperlukan.

Jika komunikator mengalami kesulitan atau kelemahan dalam hal keterampilan komunikasi, maka penerima pesan perlu mengirim ulang pesan dengan cara yang berbeda.

Apabila menemui kesalahan tersebut, komunikator juga dapat menyelesaikannya dengan membantu penerima pesan untuk memahami pesan.

Contohnya adalah dengan memberikan pesan tambahan yang sifat dari pesan tambahasn tersebut ialah menjelaskan atau memberikan klarifiskasi. Jika orang yang melakukan encode disebut encoder, maka orang yang melakukan decode disebut sebagai decoder.

6. Penerima Pesan (Receiver atau Communicatee)

Proses komunikasi tidak akan berjalan dengan baik dan berhasil, jika tidak ada penerima pesan dalam proses tersebut. Seperti halnya komponen komunikator, proses komunikasi tidak akan berjalan, jika tidak ada penerima pesan.

Penerima pesan memiliki peran yaitu menerima pesan, menghadapi pesan dan memberi makna atas pesan yang diterimanya dari komunikator. Proses komunikasi hanya akan berhasil jika penerima pesan atau komunikan menerima pesan sesuai dengan apa yang disampaikan atau disampaikan oleh komunikator.

Jika dalam prosesnya, komunikan gagal memahami makna pesan komunikator, maka proses komunikasi tidak berjalan dengan sukses. Sehingga diperlukan solusi tambahan untuk meningkatkan proses komunikasi, misalnya komunikator harus memberikan klarifikasi atau pesan tambahan.

7. Umpan Balik atau Tanggapan (Feedback)

Dalam komunikasi, apapun media atau saluran yang digunakan, komunikator tetap mendapat umpan balik atau tanggapan dari penerima pesan. Baik secara langsung maupun secara langsung. Umpan balik dapat membantu komunikator untuk menentukan berhasil atau tidaknya proses komunikasi.

Umpan balik dapat diperoleh secara langsung, jika komunikator berkomunikasi tatap muka dengan penerima pesan. Ketika proses komunikasi dilakukan secara tatap muka, umpan balik dapat diberikan oleh penerima pesan dengan ekspresi wajah, ekspresi, bahasa tubuh dan lain-lain.

Namun jika proses komunikasi dilakukan secara tertulis, komunikator dapat memperoleh umpan balik dengan cara respon atau balasan yang diberikan oleh penerima pesan ketika merespon pesan tersebut.

Dalam beberapa kasus ketika proses komunikasi terjadi, umpan balik memiliki peran yang sangat berharga untuk membantu komunikator meningkatkan keterampilan komunikasinya.

Kasus-kasus tersebut dapat terjadi pada komunikator profesional, misalnya dalam bidang periklanan dimana komunikator merupakan suatu lembaga atau perusahaan yang ingin menyampaikan suatu pesan melalui periklanan kepada masyarakat umum.

Dalam hal ini, umpan balik dari penerima pesan yaitu masyarakat umum menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan perusahaan yang mengiklankan produk dapat mengetahui apakah pesan yang diberikan dapat sampai dengan sukses dan memberikan feedback yang baik bagi perusahaan.

Konteks Komunikasi

8. Konteks Komunikasi

Proses komunikasi dapat berjalan dengan sukses, jika konteks komunikasi terpenuhi. Konteks dalam masalah adalah ketika komunikator berinteraksi dengan komunikan dalam kasus-kasus tertentu.

Konteks saat ini dapat berupa lingkungan, latar sosial budaya, waktu, hingga aspek dan latar belakang komunikator dan komunikator.

Komunikasi dengan karyawan memiliki konteks komunikasi yang berbeda dari komunikasi dengan atasan, sebagai contoh dari proses ini dalam tindakan. Konteks komunikasi dapat membantu komunikator dalam menentukan gaya bahasa dan proses komunikasi yang tepat untuk digunakan dalam situasi tertentu.

9. Gangguan Komunikasi atau Noise

Apabila terjadi gangguan atau interfensi dalam proses decode maupun encode, maka dapat mengurangi kejelasan dari pesan dalam komunikasi.

Gangguan dalam proses komunikasi bisa berupa gangguang fisik, seperti perilaku dari penerima pesan atau komunikator yang tidak biasa atau suara keras hingga mengganggu proses komunikasi.

Selain gangguan fisik, gangguan komunikasi pun dapat berupa gangguan psikologis, gangguan semantik, gangguan mental yang dialami oleh komunikator maupun komunikate.

Selain beberapa gangguan yang disebutkan, gangguan komunikasi dapat berupa segala sesuatu yang mengganggu proses penafsiran, penyediaan umpan balik hingga proses penerimaan pesan.

10. Efek atau Konsekuensi Komunikasi

Efek atau konsekuensi komunikasi ialah pengaruh atau dampak yang dapat ditimbulkan dalam proses komunikasi tersebut. Efek dapat berupa sikap maupun tingkah laku dari penerima pesan.

Efek dapat menjadi tolok ukur apakah komunikasi berjalan dengan sukses atau tidak. Komunikasi dapat dinilai sukses, apabila penerima pesan memberikan efek atau sikap serta tingkah laku yang diharapkan oleh komunikator.

Apabila komunikasi tidak memberikan efek yang yang diharapkan oleh komunikator, maka bisa dikatakan bahwa proses komunikasi tidak berjalan dengan baik.

Seorang ahli, yaitu Soeganda Priyatna berpendapat bahwa efek yang mampu ditimbulkan dalam proses komunikasi dapat dilihat melalui pendapat publik, pendapat pribadi, maupun pendapat mayoritas. Berikut ini penjelasan mengenai efek dari proses komunikasi:

  • Pendapat pribadi merupakan dampak yang mampu ditimbulkan dari proses komunikasi serta dapat berupa sikap maupun pendapat yang diberikan oleh penerima pesan mengenai masalah-masalah tertentu.
  • Pendapat publik dapat didefinisikan sebagai peniliaian sosial mengenai hal yang penting serta hal-hal yang memiliki asrti sebagai wujud atau hasil dari tukar pikiran yang dilakukan oleh setiap individu dengan sadar serta rasional. Efek berupa pendapat publik ini, umumnya ditujukan untuk memobilisasi massa atau khalayak umum.
  • Pendapat mayoritas, ialah pendapat terbanyak yang didapatkan oleh komunikator dalam publik atau masyarakat umum.

Hambatan Dalam Komunikasi

Hambatan Dalam Komunikasi

Salah satu komponen penting dalam komunikasi adalah hambatan komunikasi. Hambatan dapat mengganggu proses komunikasi, sehingga mencegah pesan sampai ke komunikan dengan baik.

Proses komunikasi dapat berhasil, jika tidak ada distorsi dalam prosesnya. Namun interferensi merupakan salah satu komponen komunikasi yang terjadi dan tidak dapat dihindari. Ada beberapa hambatan komunikasi yang perlu kamu ketahui, antara lain:

1. Hambatan Fisik

Hambatan atau gangguan fisik dapat terjadi apabila komunikator tidak mampu melihat komunikan secara fisik, contohnya adalah karena komunikator dan komunikan berada di tempat yang jauh. Sehingga, proses komunikasi harus terjalin dengan memanfaatkan medium seperti internet.

2. Hambatan Psikologis

Gangguan psikologis ini akan terjadi apabila komunikator serta komunikan memiliki sikap yang berbeda, minat maupun motivasi berbeda.

Perbedaan yang dimiliki oleh komunikator dan komunikan membuat setiap individu yang terlibat dalam proses komunikasi melihat segala sesuatunya dengan cara yang berbeda sesuai dengan perspektif masing-masing. Perbedaan tersebut, dapat menimbulkan hambatan dalam komunikasi.

3. Hambatan Sosial dan Budaya

Gangguan ini akan terjadi apabila setiap individu yang terlibat dalam proses komunikasi memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda. Sehingga, setiap individu memiliki pandangan yang berbeda atau perspektif berbeda dalam menerima atau menafsirkan pesan.

Contohnya adalah setiap budaya memiliki bahasa daerah masing-masing, tidak jarang suatu bahasa daerah memiliki kata yang sama dengan daerah lain, akan tetapi maknanya berbeda. Perbedaan tersebut dapat menjadi hambatan, apabila komunikator atau komunikan tidak menjelaskan makna asli dari pesan yang disampaikan.

4. Hambatan Linguistik

Gangguan linguistik dapat terjadi apabila komunikator atau komunikan tidak memberikan ekspresi atau tanggapan yang tepat.

Gangguan ini dapat dipicu, dengan adanya pesan yang ambigu, memiliki makna ganda, atau tidak menggunakan bahasa yang jelas serta mudah dimengerti. Maka, komunikan pun akan kesulitan untuk menafsirkan pesan yang disampaikan oleh komunikator tersebut.

5. Hambatan Teknis

Terjadi ketika komunikator menggunakan medium teknologi untuk menyampaikan pesan. Contohnya, karena komunikator dan komunikan berada dalam jarak yang jauh maka komunikator pun akan menyampaikan pesan menggunakan medium internet.

Namun, terkendala hambatan teknis seperti sinyal internet yang tidak lancar, lemah, suara yang buruk atau terlalu ramai dan lainnya.

6. Hambatan Banyaknya Informasi

Hambatan terakhir dalam komunikasi dapat terjadi ketika ada terlalu banyak informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator. Akan tetapi, komunikate memiliki keterbatasan dalam menyerap atau menafsirkan informasi yang disampaikan.

Kesimpulan

Komponen dalam proses komunikasi merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan, yang bahkan kehidupan kita sehari-hari pun tidak lepas dari aktivitas tersebut. Demikianlah penjelasan dari Teknatekno seputar beberapa komponen komunikasi yang perlu kamu ketahui. Semoga artikel ini bisa bermanfaat ya.

Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.

You might also like