Teknatekno.com – Shock breaker adalah salah satu komponen yang sangat penting untuk meredam guncangan pada mobil. Berikut cara kerja shock breaker yang perlu kamu ketahui.
Untuk menunjang performanya, ada dua komponen dalam sistem suspensi mobil yang biasa digunakan, yaitu shock absorber dan strut.
Ketika membandingkan keduanya, shock absorber adalah komponen yang terdiri dari peredam kejut saja, sedangkan strut menyatukan pegas dan peredam kejut.
Jadi, tidak ada perbedaan antara shock breaker dan shock absorber, karena keduanya berfungsi sebagai peredam guncangan. Kemudian, cara kerja shock breaker akan dibantu oleh pegas atau spring, dan juga biasa disebut dengan sistem pegas.
Elastisitas adalah sifat pegas, yang merupakan bagian berbentuk spiral. Fungsi utamanya adalah menyebabkan mobil berbelok di jalan dengan berbagai ketidakberaturan jalan.
Sedangkan shock breaker adalah komponen yang berfungsi untuk menyerap getaran atau guncangan berlebihan yang ditimbulkan oleh pegas agar tidak terjadi efek rolling.
Secara teknis, shock breaker bekerja menggunakan sistem hidrolik untuk mengurangi dampak getaran pada bodi mobil. Kemudian pada tabung shockbreaker mobil terdapat piston dan cairan atau biasa disebut oli shockbreaker.
Saluran kecil yang dibantu sebagai lubang membantu shock breaker piston dengan berfungsi sebagai penghubung antara fungsi di bawah dan di atas piston.
Lebih jelasnya lagi, berikut ini beberapa komponen pendukung cara kerja shock breaker:
Tabung shock breaker merupakan ‘rumah’ yang dihuni oleh komponen kunci lainnya, seperti piston, oli, orifice, dan sebagainya. Pelumasan untuk shockbreaker mobil biasa biasanya dilakukan dengan menggunakan oli di dalam tabung.
Untuk menjaga agar oli tidak bocor keluar dari tabung oli shock breaker, digunakan seal karet atau seal untuk menopangnya.
Selain oli, piston juga diposisikan di tabung shockbreaker. Tergantung pada jumlah gaya yang diterapkan, piston akan naik dan turun. Setelah bertabrakan atau berlubang, piston kembali ke posisi semula sesuai dengan kontur jalan, yang otomatis terdorong ke atas oleh mobil.
Ada dua jenis shock breaker yang sering digunakan, yaitu dual action (menggunakan dua saluran piston) dan single action (menggunakan saluran satu piston).
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, orifice adalah saluran yang dilengkapi dengan katup dan diposisikan di dalam tabung shockbreaker. Katup akan terbuka untuk memungkinkan oli mengalir melalui orifice saat piston shockbreaker ditekan. Sebaliknya, katup menutup secara otomatis saat shockbreaker mengembang.
Tujuan dari komponen ini adalah untuk menjaga agar oli tidak bocor keluar dari shockbreaker. Karena kerusakan kecil pada segel shockbreaker, oli bisa bocor dan menyebabkan masalah dengan kinerja shock absorber.
Oleh karena itu, cara kerja shock breaker mobil memerlukan perawatan dan pengujian secara berkala agar kamu tetap aman dan nyaman saat berkendara.
Shockbreaker adalah salah satu komponen penting dalam suspensi mobil yang bertanggung jawab untuk meredam getaran dan goncangan saat mobil bergerak.
Terdapat dua jenis shockbreaker yang umum digunakan pada mobil: shockbreaker tabung (juga dikenal sebagai shockbreaker gas) dan shockbreaker biasa (juga dikenal sebagai shockbreaker oli atau hidrolik). Berikut perbedaan antara keduanya:
Pemilihan antara shockbreaker tabung dan biasa akan tergantung pada preferensi pribadi kamu, gaya mengemudi, dan anggaran.
Jika kamu menginginkan performa yang lebih tinggi dan bersedia mengeluarkan biaya lebih, shockbreaker tabung mungkin menjadi pilihan yang baik. Namun, jika kamu mencari pilihan yang lebih terjangkau, shockbreaker biasa dapat menjadi alternatif yang baik dengan kinerja yang memadai.
Berikut pertanyaan seputar cara kerja shock breaker
Shockbreaker kendaraan dapat bertahan hingga 5 tahun dalam keadaan tertentu atau dalam kondisi normal. Namun, jika jalannya rusak atau tidak rata, komponen mobil ini hanya akan bertahan sampai tiga tahun.
Fungsi shock breaker pada mobil adalah untuk meredam atau menyerap guncangan dan menjaga mobil tetap stabil saat terjadi guncangan. Selain itu shockbreaker juga berfungsi untuk melindungi ban kendaraan dan menjaga bodi mobil agar tidak goyang berlebihan.
Bahkan jika hanya satu shockbreaker yang rusak, diperlukan untuk memperbaiki keduanya atau sepasang. Mengapa demikian? Tentunya hal ini untuk menjaga performa shockbreaker pada mobil tetap seimbang agar tetap dapat beroperasi dengan optimal.
Jika shock breaker mobil bocor, mungkin masih bisa direkondisi dengan mengganti segel atau katup dan oli saja. Namun, jika sudah mati, aus, atau tergores, dan busingnya “usang”, maka shockbreaker harus diganti.
Shockbreaker yang rusak juga dapat menyebabkan ban mobil cepat aus dan menjadi tidak rata seiring waktu. Bagian ban yang sudah mengalami aus ini dapat terjadi pada bagian luar maupun bagian dalam ban. Lebih buruk lagi, keausan ban dapat terjadi pada beberapa ban secara bersamaan.
Salah satu komponen yang sangat penting untuk meredam guncangan pada mobil adalah shock breaker. Secara teknis, shockbreaker bekerja menggunakan sistem hidrolik untuk mengurangi dampak getaran pada bodi mobil.
Di dalam tabung shockbreaker mobil terdapat piston dan cairan atau biasa disebut oli shockbreaker. Tabung shockbreaker merupakan ‘rumah’ yang dihuni oleh komponen kunci lainnya, seperti piston, orifice, dan sebagainya.
Pelumasan untuk shockbreaker mobil biasa biasanya dilakukan dengan menggunakan oli di dalam tabung. Untuk menjaga agar oli tidak bocor keluar dari tabung oli shock breaker, digunakan seal karet atau seal.
Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.