Teknatekno.com – Buat Teknozen yang bergelut di bidang e-commerce pastinya sering mendengar istilah Brick and Mortar. Brick and Mortar (B&M) adalah sebuah istilah yang digunakan untuk merujuk pada bisnis yang memiliki kehadiran fisik, seperti toko-toko ritel, restoran, atau pusat perbelanjaan.
Di era digital ini, ketika bisnis online semakin berkembang pesat, penting sekali bagi para pelaku bisnis untuk memahami konsep dan peran Brick and Mortar dalam dunia bisnis.
Nah, kali ini Teknatekno akan menjelaskan pengertian Brick and Mortar, kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, perbedaan dengan bisnis online (e-commerce), manfaatnya, strategi sukses yang dapat diterapkan, tantangan yang dihadapi, serta memberikan contoh perusahaan yang menggunakan model bisnis ini.
Brick and Mortar adalah sistem bisnis di mana terdapat lokasi fisik seperti toko ritel, dealer, dan sejenisnya, yang dapat dikunjungi langsung oleh konsumen untuk melakukan transaksi, yaitu memilih, membeli, dan mendapatkan barang yang diinginkan.
Sistem ini umumnya dianut oleh perusahaan-perusahaan tradisional atau pada zaman dahulu yang belum mengenal aplikasi atau web untuk melakukan bisnis secara online.
Namun, di era sekarang, semakin jarang perusahaan besar yang hanya mengandalkan sistem ini, karena adanya kemajuan teknologi yang semakin canggih dan keinginan konsumen akan kemudahan bertransaksi secara online.
Secara harfiah, Brick and Mortar berarti “batu bata dan semen”. Namun, dalam konteks bisnis, istilah ini mengacu pada bisnis yang memiliki toko fisik atau tempat usaha lainnya yang dapat dikunjungi oleh pelanggan.
Karakteristik utama dari bisnis Brick and Mortar adalah adanya interaksi langsung antara pelanggan dan produk atau jasa yang ditawarkan. Pelanggan dapat melihat, menyentuh, dan merasakan produk secara langsung sebelum melakukan pembelian.
Sebelum memutuskan untuk menjalankan model bisnis ini, ada beberapa kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan terlebih dahulu.
Berikut ini adalah perbedaan antara Brick and Mortar dan e-commerce:
B&M | E-Commerce | |
Definisi | Bisnis dengan toko fisik atau tempat usaha lain yang dapat dikunjungi oleh pelanggan. | Bisnis yang beroperasi secara online melalui platform digital. |
Interaksi Pelanggan | Pelanggan dapat berinteraksi langsung dengan produk atau jasa yang ditawarkan. | Pelanggan berinteraksi melalui website atau aplikasi menggunakan perangkat elektronik. |
Pengalaman Belanja | Pengalaman belanja fisik dengan menyentuh, melihat, dan merasakan produk secara langsung. | Pengalaman belanja online dengan kenyamanan belanja dari rumah. |
Jangkauan Geografis | Terbatas pada lokasi fisik toko atau tempat usaha, membatasi jangkauan pelanggan potensial. | Dapat menjangkau pelanggan di berbagai lokasi geografis tanpa batasan. |
Biaya Operasional | Biaya operasional yang tinggi, seperti sewa toko, pengelolaan stok produk, dan gaji karyawan. | Biaya operasional yang lebih rendah, seperti hosting website dan logistik pengiriman. |
Kepercayaan Pelanggan | Pelanggan merasa lebih yakin dengan melihat dan merasakan produk secara langsung sebelum membeli. | Kepercayaan dibangun melalui ulasan pelanggan dan sistem keamanan online. |
Waktu Penyampaian | Pelanggan dapat membawa produk secara langsung setelah pembelian. | Membutuhkan waktu pengiriman produk setelah pembelian. |
Ketersediaan Produk | Terbatas pada stok fisik toko, dapat habis jika permintaan tinggi. | Ketersediaan produk yang lebih luas dengan opsi untuk memperbarui stok secara real-time. |
Interaksi Sosial | Pelanggan dapat berinteraksi dengan staf penjualan dan pelanggan lain secara langsung. | Interaksi terbatas pada komunikasi online melalui komentar atau forum. |
Perbandingan ini memberikan gambaran tentang perbedaan utama antara bisnis Brick and Mortar dan e-commerce. Meskipun keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, masing-masing dapat menjadi pilihan yang valid tergantung pada jenis produk atau jasa yang ditawarkan, preferensi pelanggan, dan strategi bisnis yang diadopsi.
Dalam menghadapi persaingan digital, B&M menghadapi berbagai tantangan, diantaranya yaitu:
Bisnis Brick and Mortar harus bersaing dengan bisnis online yang menawarkan kenyamanan belanja dari rumah dan pilihan produk yang lebih luas. Pelanggan cenderung beralih ke pembelian online untuk menghemat waktu dan tenaga.
Bisnis fisik membutuhkan biaya operasional yang lebih tinggi dibandingkan dengan bisnis online. Mereka harus membayar biaya sewa atau pembelian tempat usaha, membayar gaji karyawan, mengelola stok produk, dan menjalankan operasional sehari-hari. Semua ini membutuhkan investasi yang signifikan.
Perilaku konsumen telah berubah di era digital. Banyak orang lebih memilih berbelanja secara online karena kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan. Hal ini dapat mengurangi jumlah pelanggan yang mengunjungi toko fisik dan menghadirkan tantangan bagi bisnis Brick and Mortar untuk mempertahankan pangsa pasar mereka.
Bisnis ini perlu mengikuti perkembangan teknologi dan melakukan transformasi digital. Mereka perlu membangun kehadiran online, memperbarui strategi pemasaran, mengadopsi solusi pembayaran digital, dan memanfaatkan data pelanggan untuk meningkatkan pengalaman belanja.
Meskipun bisnis ini bisa memberikan pengalaman belanja fisik yang unik, mereka terbatas dalam hal pilihan produk. Bisnis online menawarkan berbagai macam produk dengan banyak variasi, sementara bisnis fisik terbatas pada stok yang tersedia di toko mereka. Hal ini dapat menjadi tantangan dalam memenuhi kebutuhan dan preferensi konsumen.
Untuk tetap relevan di era digital, bisnis Brick and Mortar perlu mengadopsi strategi inovatif. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
Menggabungkan kehadiran online dengan toko fisik dapat menjadi strategi yang efektif. Bisnis dapat memiliki website yang menarik dan responsif, serta memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk dan berinteraksi dengan pelanggan.
Selain itu, mereka juga dapat menyediakan opsi pembelian online dengan pengambilan di toko fisik. Integrasi ini memungkinkan pelanggan untuk menjelajahi produk secara online dan kemudian mengunjungi toko fisik untuk melihat secara langsung sebelum memutuskan untuk membeli.
Fokus pada pengalaman pelanggan yang unik dan memuaskan dapat menjadi strategi sukses untuk bisnis B&M. Membangun suasana toko yang menarik, menyediakan layanan pelanggan yang personal, dan menciptakan interaksi sosial antara pelanggan dan staf penjualan dapat meningkatkan nilai tambah bagi pelanggan.
Selain itu, menyediakan area pameran produk, mengadakan acara khusus, atau menyelenggarakan kelas atau lokakarya terkait produk juga dapat meningkatkan pengalaman pelanggan.
Menggunakan data pelanggan untuk memberikan layanan yang dipersonalisasi dapat meningkatkan keterlibatan pelanggan dan membangun loyalitas. Dengan memahami preferensi dan kebutuhan pelanggan, bisnis dapat memberikan rekomendasi produk yang relevan, menawarkan promosi khusus, atau memberikan pengalaman belanja yang disesuaikan dengan preferensi individu.
Bisnis Brick and Mortar dapat menjalin kemitraan dengan platform E-commerce atau marketplace online untuk meningkatkan jangkauan dan eksposur produk mereka. Dengan menjual produk mereka melalui platform online yang dikenal dan populer, bisnis dapat menjangkau pelanggan yang lebih luas dan mendapatkan keuntungan dari basis pengguna yang sudah ada.
Memiliki kehadiran digital yang kuat sangat penting dalam era digital saat ini. Bisnis harus memiliki situs web yang responsif, dioptimalkan untuk mesin pencari (SEO), dan mudah dinavigasi. Selain itu, memanfaatkan media sosial dan platform online lainnya untuk mempromosikan produk, berinteraksi dengan pelanggan, dan membangun kesadaran merek juga penting.
Memanfaatkan teknologi terbaru dapat membantu bisnis B&M tetap relevan dan meningkatkan efisiensi operasional. Misalnya, menerapkan sistem kasir modern yang terintegrasi, menggunakan analitik data untuk memahami perilaku pelanggan, atau mengadopsi teknologi augmented reality (AR) atau virtual reality (VR) untuk memberikan pengalaman belanja yang lebih interaktif.
Terdapat banyak perusahaan besar dan telah berdiri cukup lama merubah sistem mereka dari Brick and Mortar menjadi memiliki online store. Banyak juga yang menganut Click and Mortar yaitu gabungan antara kedua sistem diatas. Jadi konsumen membeli produk melalui online store dan mengambil barangnya di offline store.
Salah satu contoh perusahaan yang mengadopsi perubahan dari model bisnis Brick and Mortar ke online store adalah Staples, sebuah ritel peralatan kantor. Perusahaan ini mengalami penurunan penjualan yang stabil selama lebih dari 5 tahun. Untuk mengatasi hal ini, Staples memutuskan untuk menggeser fokus penjualannya ke online store.
Keputusan ini memiliki dampak signifikan, di mana Staples mencatat peningkatan keuntungan sebesar 10% melalui penjualan online, sementara penjualan di toko fisik mengalami penurunan sebesar 7%.
Pada tahun 2014, Staples melakukan restrukturisasi dengan menutup beberapa toko ritel di Amerika Utara untuk menghemat biaya sebesar $500 juta per tahun atau sekitar Rp 7,5 miliar pada akhir tahun 2015.
Berikut ini adalah beberapa contoh perusahaan yang mengadopsi model bisnis B&M:
Dengan berpengaruhnya teknologi pada sistem bisnis, maka perusahaan harus dengan sigap dan bijkasana mengambil langkah demi memajukan dan meningkatkan profit perusahaan. Jika ingin terus maju, berarti perusahaan harus siap menerima perubahan.
Coba bayangkan apa yang terjadi saat ini jika perusahaan Staples tidak mau membuka website dan menganut sisten bisnis online, pasti mereka akan terus mengalami penurunan profit dan mengemban kerugian.
Maka dari itu, jadilah entrepreneur yang pintar mengamati keadaan, bijak mengambil tindakan, dan maju bersama perubahan.
Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.