Teknatekno.com – Ada banyak genre game esports yang dipertandingkan di seluruh dunia dalam format turnamen dari skala kecil, komunitas sampai kejuaraan dunia.
Biasanya, genre game esports tersebut dikompetisikan karena banyak pemainnya, mengasah kemampuan pribadi maupun tim, punya daya tarik emosional saat menontonnya, dan memiliki faktor lain yang tentunya menguntungkan bagi pelaku industri game.
Esports atau electronic sports adalah istilah yang sangat populer saat ini. Esports adalah jenis olahraga berbasis peralatan elektronik seperti PC (komputer), HP (Mobile phone) atau konsol game seperti PlayStation atau Xbox.
Buat kamu yang ingin menjadi gamer professional, game streamer, Youtuber gaming, caster, atau profesi apapun yang terkait dengan industri game, terutama di Indonesia, ada baiknya mengetahui genre game yang banyak dipertandikan di turnamen.
Nah, buat Teknozen yang masih awam dengan esports, kita kenali satu persatu mulai dari genre dan variasi game yang ramai dimainkan oleh para profesional gamer.
Sebelum kita membahas beberapa genre game esports yang populer dan banyak dimainkan, ada baiknya pahami terlebih dahulu apa itu esports. Esports adalah bentuk kompetisi video game yang diorganisir secara profesional.
Game esports melibatkan pemain atau tim yang bersaing dalam berbagai jenis permainan video, seperti MOBA (Multiplayer Online Battle Arena), FPS (First-Person Shooter), strategi, dan berbagai genre lainnya. Esports sering kali diadakan dalam turnamen besar dengan hadiah uang tunai yang signifikan.
Dalam kompetisi esports, pemain atau tim berusaha untuk mencapai tujuan tertentu dalam permainan, seperti mengalahkan lawan, mencapai skor tertentu, atau menyelesaikan tugas-tugas tertentu dalam game. Kompetisi ini biasanya diawasi oleh aturan dan regulasi yang ketat, mirip dengan olahraga konvensional seperti sepak bola atau basket.
Pemain esports sering kali dikenal sebagai atlet esports, dan mereka menghabiskan banyak waktu untuk berlatih, mengembangkan keterampilan, dan berkompetisi di berbagai tingkat kompetisi. Beberapa pemain esports telah mencapai status selebritas dan memiliki basis penggemar yang besar.
Esports tidak hanya tentang bermain game, namun juga melibatkan berbagai peran di sekitarnya, termasuk pelatih, manajer tim, analis, caster (pemandu acara), dan staf produksi yang memantau dan menyiarkan turnamen kepada penonton yang tersebar luas melalui platform streaming.
Fenomena esports telah berkembang pesat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, dan telah membangkitkan minat dari sponsor, investor, dan penonton yang semakin besar. Esports bukan hanya menjadi hobi, tetapi juga industri dengan peluang ekonomi yang signifikan.
Berikut ini adalah beberapa genre game esports yang populer saat ini.
Seperti namanya, game ini mengangkat tema olahraga konvensional seperti balap motor, sepakbola atau basket menjadi kompetisi elektronik. Genre ini juga mulai berkembang bahkan punya sistem layaknya olahraga di dunia nyata dimana pemain direkrut untuk mewakili organisasi olahraga yang sudah ada.
Ada beberapa format pertandingan dalam game racing dan sports. Ada turnamen yang main 1v1, 2v2 dan 3v3. Di esports olahraga lainnya seperti balap mobile atau marathon sepeda, peralatan yang digunakan bisa berupa mesin simulasi agar sensasi pertandingan lebih nyata.
Contoh game Racing & Sports adalah: MotoGP, F1, PES, FIFA.
MOBA adalah salah satu genre game esports terpopuler. Pada dasarnya, tujuan dari game MOBA adalah mengadu dua kubu untuk memperebutkan atau menghancurkan objektif utama milik lawan untuk memenangkan pertandingan.
Ada banyak jenis MOBA yang dimainkan, namun mayoritas gamer memainkan game dengan format 5v5. Dalam esports, satu tim diisi oleh 5 pemain yang akan mengisi tugas tertentu.
Ada banyak role dalam MOBA seperti carry, support, tank, offlane dengan pilihan hero yang melimpah, membuat game ini tak cuma mengandalkan skill individu tapi juga kerjasama dan strategi yang baik.
MOBA awalnya banyak dimainkan di PC karena kompleksitas permainannya. Namun seiring perkembangan jaman, banyak juga perangkat genggam yang bisa memainkan MOBA bahkan menciptakan turnamen sendiri.
Contoh game MOBA adalah: DOTA 2, Mobile Legends, League of Legends, Arena of Valor.
FPS juga salah satu genre populer. Sama seperti MOBA, game ini juga biasanya mengadu 5 orang melawan 5 orang. Bedanya, FPS punya objektif lebih variatif ketika kita berada di kubu berbeda.
Misalnya, satu tim harus menjinakan bom milik lawan untuk menang, sementara kubu lawan harus mempertahankan bom agar tak disabotase oleh lawannya.
Bisa juga satu tim menang dengan cara menghabisi seluruh lawan dalam satu ronde. Game ini menuntut reflek dan kecepatan mekanik seseorang dipadukan dengan pengambilan keputusan yang cepat.
Contoh game FPS adalah: Counter-Strike, Valorant, Call of Duty dan Point Blank.
Pertarungan esports menggunakan kartu juga punya komunitas yang kuat. Hampir sama seperti auto battler, tiap pemain punya deck atau tumpukan kartu yang berisi bidak-bidak unik dan bisa memberi kemampuan spesial.
Genre ini menuntut kemampuan berpikir dan membaca strategi lawan. tiap ronde yang kamu menangkan akan memberi damage pada kubu musuh sampai batas kekuatannya habis.
Contoh game CCG adalah: Magic: The Gathering Arena, Legends of Runeterra, Gwent: The Witcher Card Games.
Salah satu genre terbaru di esports adalah battle royale. Game ini cukup unik karena kamu tidak cuma melawan 5 pemain tapi bisa 100 orang sekaligus. Battle royale memadukan ketegangan FPS dengan sensasi battle royale dengan lingkup area tanding sangat luas.
Kamu bisa bermain solo atau sendiri, bisa juga berdua atau dengan tim berisi 4 orang melawan puluhan tim lainnya. Tujuan dari game ini adalah jadi orang terakhir yang bertahan hidup. Namun, dalam sistem turnamen, poin kill juga diperhitungkan.
Contoh game Battle Royale adalah: PUBG PC/Mobile, Free Fire, Apex Legends.
Awalnya game ini diperuntukan untuk main casual atau santai, namun antusias gamer yang cukup tinggi membuat genre auto battler cukup menarik dijadikan esports.
Meski ketergantungan akan gacha atau keberuntungan cukup tinggi di game ini, ada faktor strategi yang membuat genre auto battler layak dianggap sebagai kompetisi skill, terutama kemampuan gamer berpikir dan menentukan bidak-bidak terbaik.
Game ini ibarat catur elektronik namun dengan gameplay berbeda dari catur konvensional. Pemain biasanya akan melawan lebih dari 1 orang namun dengan menggunakan komposisi bidak yang sama. Tiap bidak punya kemampuan tertentu dan bisa membentuk sinergi yang memberi efek kekuatan unik.
Contoh game Auto Battler adalah: Magic Chess, Chess Rush, Dota Underlords.
Game fighting juga banyak digemari karena menawarkan ketegangan dan aksi yang sangat seru. Pemain akan diadu dengan pemain lain dalam kompetisi untuk menentukan satu juara diakhir turnamen.
Ada banyak titel game fighting yang seru, para pemain harus mengetahui mekanik setiap karakter pilihan dan kombinasi serangan untuk mengalahkan musuhnya.
Contoh game Fighting Games adalah: Tekken, Mortal Kombal, Marvel vs Capcom, Super Smash Bros.
Salah satu genre esports paling lawas dan masih menarik diikuti adalah RTS. Game RTS mengharuskan kamu membentuk satu struktur kekuatan untuk mempertahankan koloni dan menginvasi kekuatan lain.
Aspek strategi dan kejelian gamer jadi faktor penting di game ini karena ada banyak unit yang bisa digunakan. Nuansa permainan RTS ibarat menjadi jendral sebuah pertempuran dan harus memberikan perintah kepada banyak divisi untuk memenangkan pertempuran.
Contoh game RTS adalah: Starcraft, Warcraft, Command & Conquer.
Demikian penjelasan dari Teknatekno tentang genre game esports. Luasnya cakupan game esports membuka genre-genre unik lain untuk dipertandingkan. Beberapa bahkan tak terbayangkan untuk jadi sebuah kompetisi.
Misalnya, baru-baru ini adalah turnamen esports yang mempertandingkan kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah di Microsoft Excel. Ada juga game esports simulasi yang mengambil tema-tema kehidupan seperti bertani atau percintaan. Dari kesemua genre diatas, mana genre esports favoritmu?
Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.