Apa itu DDoS Attack: Definisi, Jenis, Dampak dan Cara Mencegahnya

Teknatekno.com – Bagi kamu yang bergelut di bidang IT atau sering menonton serial film bertemakan hacker dan IT pasti pernah mendengar apa itu DDoS attack. DDoS (Distributed Denial of Service) Attack seringkali digambarkan sebagai serangan yang sangat mengerikan.

Lantas, sebenarnya apa itu DDoS attack? Yuk, simak penjelasan dari Teknatekno dibawah ini agar kamu dapat mencegah DDoS attack pada website kamu.

Mengenal Apa itu DDoS Attack

Distributed Denial of Service atau yang biasa disebut DDoS attack adalah serangan cyber yang dilakukan dengan cara mengirimkan lalu lintas palsu secara masif ke suatu server atau sistem. Serangan ini dilakukan secara terus-menerus dengan tujuan membuat server atau sistem tersebut menjadi tidak dapat berfungsi dengan baik atau bahkan down sama sekali.

Serangan DDoS merupakan salah satu ancaman serius dalam dunia siber karena dapat mengganggu ketersediaan layanan online. Para penyerang DDoS biasanya menggunakan berbagai perangkat yang telah terinfeksi malware atau botnet untuk mengirimkan lalu lintas palsu.

Akibatnya, server atau sistem akan terlalu sibuk menangani permintaan yang tidak sah, sehingga pengguna yang sah tidak dapat mengakses layanan yang seharusnya mereka nikmati.

Salah satu hal yang membuat serangan DDoS sulit dideteksi adalah gejalanya yang mirip dengan masalah umum dalam jaringan, seperti koneksi internet yang lambat atau keterbatasan kapasitas server. Oleh karena itu, seringkali diperlukan bantuan ahli IT yang berpengalaman untuk mengidentifikasi dan mengatasi serangan DDoS dengan efektif.

Penting untuk diingat bahwa DDoS attack adalah tindakan ilegal yang dapat berdampak serius pada bisnis dan layanan online. Perlindungan yang tepat dan pemahaman yang baik tentang serangan ini sangat penting dalam menjaga keberlanjutan operasi dalam lingkungan digital yang penuh tantangan ini.

Cukup sulit memastikan website yang terkena DDoS attack tanpa bantuan ahli IT, terlebih gejala yang timbul mirip dengan permasalahan umum seperti koneksi internet yang lambat dan lain sebagainya. Namun, ada beberapa gejala yang bisa menandakan jika website-mu terkena serangan DDoS. Simak ciri-cirinya dibawah ini.

Ciri-Ciri Website Terkena DDoS Attack

Adapun ciri-ciri website yang terkena DDoS attack adalah:

    • Terjadi peningkatan traffic yang sangat padat pada bandwidth, baik download maupun upload. Peningkatan ini terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung secara terus-menerus. Jika sasaran DDoS attack adalah pengguna VPS (Virtual Private Server), maka penggunaan bandwidth pada VPS tersebut bisa mencapai limit hingga VPS tidak lagi bisa diakses.
    • Peningkatan traffic yang terlihat tidak wajar, alamat IP atau pengunjung memiliki profil atau perilaku yang sama, seperti lokasi, tipe perangkat, browser yang digunakan, dan lain sebagainya.
    • Pemakaian CPU yang sangat tinggi meskipun tidak ada aktivitas yang berjalan. Tingginya load pada CPU menyebabkan kinerja CPU menurun, sehingga website atau layanan online tidak bisa diakses.
    • Koneksi internet menjadi lambat, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengaksesnya atau bahkan tidak bisa diakses sama sekali.
    • Terdapat spam email dalam jumlah banyak yang datang dalam waktu yang hampir bersamaan.

Selain karena DDoS attack, ciri-ciri di atas juga dapat disebabkan oleh faktor lain seperti kapasitas web hosting yang kurang memadai.

Apa itu DDoS Attack: Definisi, Jenis, Dampak dan Cara Mencegahnya

Jenis-Jenis DDoS Attack

Ada beberapa jenis DDoS attack yang dibedakan berdasarkan cara serangan tersebut dilakukan:

1. Volumetric Attacks

Serangan jenis ini memanfaatkan limit dari bandwidth pemilik website dengan menciptakan kemacetan traffic secara konsisten dalam volume yang besar. Sehingga, bandwidth akan kewalahan menghadapi setiap traffic yang masuk dan menyebabkan server lumpuh.

Serangan DDoS volumetrik bekerja dengan cara memanfaatkan botnet (jaringan komputer yang dikendalikan dari jarak jauh) untuk menciptakan traffic besar-besaran. Serangan ini diukur dalam bits per second (bps), dan merupakan serangan yang paling banyak dilakukan dalam serangan DDoS (Distributed Denial of Service).

Contoh Volumetric Attacks:

    • UDP (User Data Protocol) Flood
    • DNS Flood
    • ICMP (Ping) Flood

2. Protocol Attacks

Jika serangan volumetrik dilakukan dengan menghabiskan bandwidth dari pengguna website, serangan protokol justru dilakukan dengan menghabiskan sumber daya server.

Cara yang dilakukan yaitu dengan membanjiri situs web dan sumber daya server dengan membuat permintaan protokol palsu untuk menggunakan sumber daya yang tersedia. Serangan ini diukur dalam packets per second (pps).

Contoh Protocol Attacks:

    • Smurf DDoS
    • SYN Flood
    • Ping of Death

3. Application Attacks

Seperti namanya, serangan layer aplikasi memanfaatkan kerentanan ‘layer’ di dalam aplikasi seperti Apache, Windows, dan OpenBSD untuk menyerang. Serangan ini berupaya untuk menurunkan server dengan cara membuat sejumlah permintaan yang awalnya tampak ‘normal’ dengan meniru perilaku traffic pengguna.

Karena serangan layer aplikasi hanya menargetkan fitur tertentu dari suatu aplikasi atau situs web, maka seringkali serangan ini luput dari perhatian. Kekuatan dari serangan ini diukur dalam requests per second (rps).

Contoh Application Attacks:

    • Slowloris
    • Advanced Persistent DoS (APDoS)
    • Zero-day DDoS Attacks

Jenis-Jenis DDoS Attack

Dampak Serangan DDoS

Serangan Distributed Denial of Service (DDoS) memiliki dampak yang serius dan merugikan, terutama terhadap individu, bisnis, dan organisasi. Berikut adalah beberapa dampak utama dari serangan DDoS:

1. Gangguan Layanan

Dampak paling langsung dari serangan DDoS adalah gangguan pada layanan online. Situs web, aplikasi, atau layanan online yang menjadi target serangan dapat menjadi tidak tersedia bagi pengguna yang sah. Ini dapat mengakibatkan frustrasi bagi pengguna dan potensi kehilangan pelanggan.

2. Kehilangan Pendapatan

Bagi bisnis dan e-commerce, serangan DDoS dapat mengakibatkan kehilangan pendapatan yang signifikan. Ketika layanan mereka tidak dapat diakses oleh pelanggan, transaksi dan penjualan menjadi terhambat, yang dapat merugikan bisnis secara finansial.

3. Kerusakan Reputasi

Serangan DDoS juga dapat merusak reputasi sebuah bisnis atau organisasi. Pengguna yang kesal dengan ketidaktersediaan layanan dapat kehilangan kepercayaan pada perusahaan dan mencari alternatif lain. Ini dapat mengakibatkan kerugian jangka panjang dalam hal reputasi.

4. Biaya Pemulihan

Mengatasi serangan DDoS memerlukan upaya dan sumber daya yang signifikan. Bisnis harus menghabiskan waktu dan uang untuk memulihkan layanan mereka dan melindungi diri dari serangan serupa di masa depan.

5. Potensi Kerugian Data

Dalam beberapa kasus, serangan DDoS dapat digunakan sebagai gangguan untuk mengalihkan perhatian dari serangan siber lain yang lebih berbahaya, seperti pencurian data. Ini dapat mengakibatkan kerugian data sensitif atau rahasia.

6. Gangguan Operasional

Serangan DDoS dapat mengganggu operasi internal sebuah organisasi. Server dan infrastruktur jaringan yang terlibat dalam menangani serangan mungkin terganggu, mengganggu produktivitas dan efisiensi operasional.

7. Biaya Keamanan Tambahan

Untuk melindungi diri dari serangan DDoS, organisasi mungkin harus menginvestasikan lebih banyak dalam keamanan jaringan dan infrastruktur, termasuk solusi keamanan tambahan seperti firewall dan alat mitigasi DDoS.

8. Kehilangan Waktu

Serangan DDoS memerlukan waktu untuk diatasi dan dipulihkan. Karyawan dan staf IT mungkin harus bekerja lembur untuk mengatasi serangan, yang dapat mengganggu keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi.

Dampak Serangan DDoS dan Cara Mencegahnya

Cara Mencegah DDoS Attack

Kamu bisa mencegah DDoS Attack dengan melakukan tindakan sebagai berikut, diantaranya:

1. Monitoring Traffic Secara Reguler

Hal pertama yang perlu kamu lakukan untuk mencegah serangan DDoS adalah dengan memantau traffic situs web secara rutin. Sehingga, kamu memiliki gambaran jelas tentang bagaimana tren traffic di website-mu.

Jika kamu dapat membedakan mana yang termasuk traffic normal dan traffic yang mencurigakan, maka kamu akan mengetahui gejala DDoS (Distributed Denial of Service) Attack dengan lebih cepat.

2. Gunakan Proteksi Berlapis

Menggunakan proteksi berlapis adalah cara terbaik untuk mencegah serangan DDoS pada website. Kamu bisa menambah keamanan situs web dengan menggunakan beberapa layanan penyedia proteksi seperti firewall, anti-spam, content filtering, Virtual Private Network (VPN), maupun sistem keamanan lainnya.

3. Tambahkan Bandwidth Jaringan

Kamu sudah mengetahui jika DDoS (Distributed Denial of Service) Attack bekerja dengan cara membanjiri traffic ke sebuah jaringan. Untuk itu, perlu adanya peningkatan kapasitas bandwidth jaringan agar website-mu tahan terhadap serangan DDoS.

Semakin besar bandwidth yang kamu punya, maka akan semakin sulit bagi peretas untuk meluncurkan serangan DDoS (Distributed Denial of Service) ke website-mu.

4. Bangun Redundancy Server

Memiliki bandwidth yang besar tidaklah cukup untuk menahan serangan DDoS yang lebih besar. Untuk itu, kamu perlu membangun redundancy dengan menyediakan server tambahan yang bisa digunakan pada saat runtime untuk pencadangan, penyeimbangan beban, atau penghentian sementara server utama ketika pemeliharaan.

5. Gunakan CDN

Cara selanjutnya yang bisa kamu lakukan untuk mencegah DDoS Attack adalah dengan menggunakan Content Delivery Network (CDN). CDN akan membantu kamu menyaring permintaan-permintaan yang tidak normal ke dalam situs web-mu, melalui protokol port yang diterapkan oleh CDN.

Dengan menggunakan CDN, traffic website-mu juga akan jadi lebih seimbang sehingga server tidak akan mudah kewalahan. CDN bekerja dengan menyebarkan traffic ke seluruh server di lokasi yang berbeda, hal ini akan menyulitkan peretas untuk menemukan server asli milikimu untuk meluncurkan serangan DDoS (Distributed Denial of Service).

FAQ

Berikut ini pertanyaan seputar serangan DDoS (Distributed Denial of Service)

1. Apa Perbedaan antara DDoS Attack dan Serangan Siber Lainnya?

DDoS (Distributed Denial of Service) Attack bertujuan untuk mengganggu ketersediaan layanan, sedangkan serangan siber lainnya mungkin mencuri data atau merusak sistem.

2. Apakah Semua Situs Web Rentan Terhadap DDoS Attack?

Tidak semua, tetapi banyak situs web dapat menjadi target serangan DDoS (Distributed Denial of Service) tergantung pada tingkat perlindungan yang mereka miliki.

3. Apakah DDoS (Distributed Denial of Service) Attack Ilegal?

Ya, DDoS (Distributed Denial of Service) Attack adalah ilegal dan dapat mengakibatkan tindakan hukum terhadap pelakunya.

4. Bagaimana Cara Melindungi Diri dari DDoS Attack?

Kamu bisa melindungi diri dengan menggunakan firewall, CDN, dan lapisan perlindungan keamanan tambahan.

5. Berapa Lama Waktu Pemulihan Setelah Serangan DDoS?

Waktu pemulihan dapat bervariasi tergantung pada seberapa besar serangan dan seberapa cepat tindakan penanggulangan diambil.

Kesimpulan

Demikianlah penjelasan dari Teknatekno mengenai apa itu DDoS attack, mulai dari pengertian, jenis-jenis sampai dengan cara mencegahnya. Semoga bermanfaat!

Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.

You might also like