Teknatekno.com – Bagi praktisi keuangan seperti agen asuransi, reksadana dan profesi terkait keuangan lainnya tentu sering mendengar tentang profesi financial advisor.
Kondisi keuangan masing-masing individu berbeda satu sama lain. Secara umum, pendapatan, lingkungan sosial, dan pola konsumis sangat berpengaruh pada kondisi keuangan seseorang. Keputusan keuangan yang tidak tepat akan menyebabkan masalah di masa depan.
Karena itu, ada beberapa individu yang membutuhkan saran mengenai keuangan akibat ketidakmampuan dalam mengelola keuangan pribadi. Untuk alasan inilah, peran financial advisor semakin populer dalam perencanaan keuangan.
Financial advisor adalah orang dengan wawasan keuangan dan manajemen yang berperan untuk memberikan nasehat dan perencanaan investasi keuangan kepada orang yang membutuhkan jasa mereka.
Biaya dari jasa memberikan nasehat dan perencanaan ini dapat dibayarkan dengan besaran tetap tergantung rekomendasi yang mereka berikan. Selain itu, biaya jasa juga berupa bagi hasil dari investasi yang ditanamkan client atas saran dan nasehat advisor.
Kemampuan dalam memberikan advice (nasehat) ditunjang dengan pengetahuan dan sertifikasi berbadan hukum untuk menunjukkan kredibilitas advisor dalam merencanakan keuangan. Client dari financial advisor bisa berupa perorangan atau individu dan perusahaan atau organisasi tertentu.
Dalam menjalankan advise para financial advisor memiliki akses multi produk keuangan seperti asuransi jiwa, reksadana, properti, emas dan logam mulia dan lainnya untuk membantu mereka merancang pilihan produk keuangan dan non-keuangan agar rencana keuangan spesifik klien dapat tercapai.
Tentunya akses produk keuangan tersebut wajib memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Financial advisor dilarang menerima dana milik klien baik berupa titipan maupun kelolaan dana kecuali mereka memiliki izin dari OJK. Dalam banyak kasus profesi financial advisor disamakan dengan profesi financial planner.
Tugas utama profesi financial advisor adalah memberikan saran dan melakukan perencanaan mengenai keuangan dan investasi yang akan dilakukan client. Perencanaan dan nasehat ini tentunya akan sangat berbeda dengan satu client dengan client yang lain, karena kondisi keuangan dan perilaku konsumsinya akan sangat berbeda.
Berikut ini tugas dan tanggung jawab seorang financial advisor yang harus dikerjakan:
Karena menyangkut keuangan dan hubungan dengan client, seorang advisor keuangan harus menguasai beberapa skill sekaligus di bidang keuangan dan non keuangan.
Skill tersebut akan membantu dalam hal perencanaan keuangan, komunikasi dan brainstorming, serta implementasi rencana keuangan. Beberapa skill itu diantaranya:
Kondisi tren mengenai pasar keuangan, investasi, dan manajemen selalu fluktuatif tergantung bagaimana fenomena sosial yang berlangsung. Tren tersebut cepat sekali berubah. Oleh karenanya advisor harus mampu memahami dan memproyeksikan kondisi tren keuangan, investasi, dan manajemen yang akan datang.
Disamping memahami dan memproyeksikan beberapa jenis tren di pasar, seorang advisor juga harus mempunyai kemampuan matematika yang mumpuni. Kemampuan matematika akan berguna untuk menghitung data dan informasi keuangan client terhadap tren pasar demi mencapai tujuan client.
Advisor harus mampu memahami keinginan dan preferensi client. Inilah gunanya mengapa advisor keuangan harus memahami psikologi dasar untuk dapat mengamati perbedaan kemampuan, kepribadian, minat dan motivasi client dalam konteks suksesi tujuan keuangan.
Advisor keuangan juga diharapkan menyediakan layanan yang memenuhi kebutuhan pelanggan serasi dengan standar kualitas layanan, dan mengevaluasi layanan yang diberikan berlandaskan kepada kepuasan pelanggan.
Prinsip penjualan dan pemasaran akan berguna untuk menunjukkan manfaat atau nilai, mempromosikan, dan menjual jasa perencanaan keuangan kepada calon client potensial.
Saran dan perencanaan keuangan untuk orang yang sudah berumah tangga dan memiliki anak akan jauh berbeda untuk orang yang belum menikah dan tidak mempunyai tanggungan.
Diperlukan strategi dan taktik pemasaran dan sistem kontrol penjualan yang berbeda bagi tiap-tiap calon client tergantung dari latar belakang, status sosial, dan keuangan.
Komunikasi yang baik dimulai dari cara mendengarkan yang aktif dan antusias. Perhatian penuh untuk memahami poin dan tidak menyela dalam komunikasi dengan client adalah cara yang efektif untuk mewujudkan komunikasi yang berkualitas.
Dengan komunikasi yang berkualitas, akan dicapai pemahaman antara advisor dan client sehingga nasihat dan strategi yang akan diterapkan pun menjadi akurat.
Kondisi sosial dalam masyarakat sering kali mempengaruhi keputusan keuangan seorang individu. Umumnya kesulitan tersebut dialami oleh masyarakat yang tinggal di kota besar di Indonesia.
Masalah yang dihasilkan dari ketidakmampuan dalam mengelola keuangan tak main-main, masa tua yang suram dan kebangkrutan pun mulai mengintai.
Jika seorang individu mulai merasa terlalu boros dan sulit untuk mengendalikan keuangan, maka itulah saat yang tepat untuk menggunakan jasa financial advisor.
Dengan perencanaan keuangan yang lebih matang, seorang individu akan mencapai tujuan keuangan, mempunyai kehidupan yang terjamin, serta pengalokasian keuangan yang lebih tepat. Diharapkan perencanaan keuangan juga akan membantu mempersiapkan masa tua atau pensiun sedari dini.
Metode atau cara yang dilakukan advisor kepada client cukup beragam dan berbeda-beda. Umumnya sebelum memberikan saran dan merencanakan perencanaan keuangan, advisor akan menggali beberapa informasi khusus yang akan dianalisis untuk memahami kebutuhan dan tujuan.
Informasi ini didapatkan dari proses bincang-bincang antara advisor dan client. Selanjutnya, advisor akan memberikan saran dan membuat suatu perencanaan guna memenuhi kebutuhan client.
Saat kebutuhan client terpenuhi dan berhasil mencapai tujuan finansialnya, client akan merasa puas dan merekomendasikan jasa kepada rekan atau sanak famili disekitarnya.
Jika kamu memang tertarik untuk menggunakan jasa seorang financial advisor, terdapat beberapa hal yang harus kamu perhatikan ketika memilihnya, berikut ini tips dalam memilih seorang financial advisor yang tepat:
Pastikanlah kamu melihat seluruh pengalamannya terlebih dahulu sebelum memilihnya. Coba tentukan apakah dia adalah seorang yang memiliki kompetensi yang cukup dalam mengatasi masalah finansial kamu atau tidak.
Kamu bisa memanfaatkan media sosial atau informasi tentang dia di Internet untuk melihat pengalamannya, sehingga kamu akan mendapatkan informasi terkait latar belakangnya.
Pastikanlah financial advisor yang kamu pilih memiliki sertifikasi khusus yang sudah terpercaya. Hindari memilih seorang financial advisor yang belum tersertifikasi, sehingga saran finansial yang dia berikan menjadi tidak terjamin untuk kamu.
Diluar sana, ada banyak sekali seorang financial advisor yang memberikan banyak jasa. Oleh karena itu, carilah yang hanya sesuai dengan kebutuhan kamu. selai itu, tinjau juga harga yang mereka tawarkan.
Jika harga tersebut tidak sesuai dengan budget kamu, maka disarankan untuk memilih financial advisor lain yang sesuai dengan budget.
Demikianlah penjelasan dari Teknatekno seputar profesi financial advisor yang perlu kamu ketahui, mulai dari tugasnya, skill yang harus dikuasai seorang financial advisor, sampai tips memilih financial advisor yang tepat.
Profesi financial advisor di Indonesia umumnya populer di kota besar, karena kebanyakan client potensial berada di kota-kota besar. Meskipun demikian, ada banyak advisor baik perorangan dan dengan mengatasnamakan lembaga tertentu memberikan saran dan pengetahuan mengenai keuangan melalui media sosial.
Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.