Avalanche (AVAX) Cryptocurrency: Cara Kerja dan Keuntungan

Teknatekno.com – Avalanche (AVAX) merupakan blockchain yang dirancang sebagai jaringan terdesentralisasi yang aman dan terdistribusi secara global. Yang unik dari blockchain ini adalah, Avalanche memanfaatkan tiga blockchain berbeda untuk menciptakan kerangka kerja yang dapat dioperasikan secara maksimal.

Mengenal Avalanche (AVAX)

Avalanche adalah sebuah platform smart contracts yang dikembangkan untuk memfasilitasi perkembangan decentralized finance dengan proses transaksi hanya dalam waktu kurang dari satu detik. Sedangkan AVAX adalah token native dari platform Avalanche yang digunakan sebagai alat tukar dalam ekosistem Avalanche.

Didirikan oleh Ava Labs, Avalanche mengklaim mencapai skalabilitas yang lebih besar daripada Ethereum melalui throughput transaksi yang tinggi yaitu 4.500 transaksi per detik (TPS).

Inilah sebabnya, kehadiran Avalanche digadang-gadang sebagai alternatif untuk memecahkan banyak masalah yang ditemukan di sebagian besar jaringan blockhain saat ini, termasuk di Ethereum.

Mendukung sharding khusus aplikasi, jaringan ini membantu para pengembang untuk meluncurkan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri.

Selain itu Avalanche juga memiliki pemrograman tingkat jaringan yang memungkinkan pengembang mengontrol eksekusi aplikasi terdesentralisasi dan mengelola data pribadi dengan aman.

Jumlah Avalanche (AVAX) saat ini terbatas, yaitu 720 token AVAX dan 50 persen dari token tersebut (360 juta) akan tersedia di internet. Avalanche, memberikan jaminan keamanan dasar, membayar operasi, dan menyediakan rangkaian layanan utilitas yang luas.

Sejarah Avalanche (AVAX)

Avalanche diluncurkan pada September 2020 dan diinisiasi oleh Emin Gun Sirer, seorang computer scientist dari Cornell University, Amerika Serikat. Proyek Avalanche pertama kali diinkubasi di Cornell University, di mana penelitiannya dipimpin oleh Emin Gün Sirer dibantu oleh Maofan Yin dan Kevin Sekniqi.

Penelitian tersebut berlanjut dengan didirikannya perusahaan teknologi Ava Labs dengan tujuan mengembangkan teknologi blockchain alternatif untuk sektor keuangan.

Ava Labs telah menerima pendanaan dari perusahaan venture capital Andreessen Horowitz, Initialized Capital, dan Polychain Capital, dan juga angel investor Balaji Srinivasan, mantan Chief Technology Officer dari Coinbase dan Naval Ravicant, yang sebelumnya telah berinvestasi di Uber dan Foursquare.

Mengenal Avalanche (AVAX)

Cara Kerja Avalanche (AVAX)

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, salah satu keunggulan Avalanche adalah kemampuannya untuk memproses transaksi dengan cepat. Hal ini memungkinkan dikarenakan arsitektur Avalanche dikembangkan dengan tiga blockchain terpisah dengan fungsi yang berbeda-beda, yaitu:

1. Subnet

Salah satu komponen inti dalam cara kerja Avalanche adalah kemampuan untuk membangun blockchain. Dalam ekosistem Avalanche, blockchain baru disebut dengan Subnet.

Pengembang memegang kendali penuh atas pemrograman Subnet. Mereka dapat mengatur jaringan dengan token, aturan, dan struktur biaya yang unik. Singkatnya, siapa pun dapat membuat subnet sendiri, hanya dengan membayar biaya berlangganan di AVAX.

2. Exchange Chain (X-Chain)

Blockchain pertama dikenal sebagai X-Chain. X-Chain terdesentralisasi dan dirancang agar mudah diprogram. Jaringan ini memungkinkan siapa saja untuk membuat dan mencetak aset digital pintar lainnya. Aset baru ini dapat berupa stablecoin, token utilitas, NFT, wrapped tokens, ekuitas, dan banyak lagi.

3. Contract Chain (C-Chain)

C-Chain dibuat untuk menyederhanakan konversi untuk pengembang Ethereum Dapp. Sebagai rantai konversi, C-Chain kompatibel dengan semua perangkat Ethereum yang vital. Pengguna dapat memigrasikan Decentralized Application (Dapps) mereka ke blockchain ini dengan mudah.

4. Platform Chain (P-Chain)

P-Chain bertanggung jawab atas utilitas jaringan. Rantai inilah yang digunakan untuk mengkoordinasikan Validator. Blockchain juga berperan dalam pemantauan dan pembuatan subnet baru. P-chain memungkinkan untuk staking token di jaringan.

5. AVAX Staking

Pengguna AVAX mendapatkan keuntungan dengan melakukan staking di jaringan ini. Pengguna hanya memerlukan setidaknya prosesor dual core, Memori 4 GB, dan SSD 40 GB untuk menjalankan Validator. Rata-rata, staker nantinya akan mendapatkan keuntungan berkisar antara 9,69 hingga 11,54 persen.

Untuk menjadi seorang validator di jaringan, kamu harus memiliki setidaknya 2 ribu AVAX. Dengan begitu, validator nantinya bisa memvalidasi beberapa subnet dan juga wajib untuk memvalidasi jaringan utama.

Selain itu, pengguna biasa dapat mendelegasikan token mereka ke Validator dan menerima hadiah atas partisipasi mereka.

Keuntungan Avalanche (AVAX)

Avalanche menawarkan keuntungan untuk penggunanya, baik individu atau korporat. Di bawah ini adalah sejumlah keuntungan yang ditawarkan dari Avalanche:

  • Jaringan ini memudahkan bisnis membuat blockchain baru dan Dapps khusus aplikasi.
  • Token AVAX juga dapat memewakili instrumen keuangan seperti ekuitas, obligasi, utang, real estate fraksional, dan masih banyak instrumen keuangan lainya.
  • Avalanche sepenuhnya mendukung NFT (non-fungible token).
  • Jaringan ini dapat digunakan untuk menjalankan beberapa mesin virtual khusus seperti Mesin Virtual.
  • Ethereum. Ini artinya, jaringan ini juga dapat digunakan di Truffle Suite, Remix, MetaMask, MEW, dan semua alat Ethereum favorit kamu lainnya.
  • Avalanche sangat ideal untuk pembuatan platform DeFi.

Proyek Crypto Pada Ekosistem Avalanche

Berikut penjelasannya:

1. Decentralized Exchange

Avalanche saat ini sudah menjadi rumah dari beberapa decentralized exchange (DEXs), aplikasi yang memfasilitasi transaksi penukaran satu token dengan token lainnya menggunakan teknologi smart contract.

Beberapa contoh DEXs yang ada di ekosistem Avalanche (AVAX) antara lain Sushiswap, Trader Joe, Pangolin, dan Paraswap.

2. Yield Optimizer

Berbagai aplikasi yield optimizer (layanan otomatis yang membantu penggunanya mendapatkan pengembalian maksimum dari investasi kripto) seperti Yield Yak, Snowball dan Yield, juga sudah terdapat di dalam ekosistem Avalanche.

3. Portfolio Management

Portfolio management dan aplikasi tracker bagi pengguna dApp, seperti Markr, dan juga DeFi wallet untuk mengatur portfolio seperti DeBank, juga sudah terdapat di ekosistem Avalanche.

4. Pinjam Meminjam

Berbagai aplikasi pinjam meminjam berbasis teknologi blockchain juga sudah banyak yang beroperasi di ekosistem Avalanche. Contohnya adalah AAVE, di mana kamu dapat mendepositkan aset kripto untuk mendapat bunga, dan juga meminjam aset kripto lainnya.

5. Membeli NFT

Avalanche juga merupakan rumah dari berbagai marketplace NFT seperti NFTrade dan Kalao.io.

Kesimpulan

Avalanche adalah sebuah platform smart contract yang dikembangkan untuk memfasilitasi decentralized finance (DeFi) dan menjanjikan proses transaksi yang hampir instan.

Sering dijuluki sebagai pesaing Ethereum, Avalanche dinilai sebagai platform smart contract tercepat dengan kemampuan memproses lebih dari 4.500 transaksi per detik (TPS).

AVAX adalah token native dari platform Avalanche yang digunakan sebagai alat tukar dalam ekosistem Avalanche. AVAX mencapai ATH (all time high/harga tertinggi) pada November 2021 dengan harga $146.22 per koin, naik 12.798 persen sejak diluncurkan pada September 2020.

Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.

You might also like