Teknatekno.com – Hai Teknozen! Sebelum kamu membeli aset crypto Aave (AAVE), ada baiknya pahami terlebih dahulu apa itu Aave (AAVE). Aave adalah aplikasi pasar uang terdesentralisasi berbasis blockchain Ethereum.
Untuk membantu kamu memahami lebih lanjut mengenai Aave (AAVE), yuk simak penjelasan dari Teknatekno seputar token AAVE berikut ini.
Aave adalah protokol pinjam-meminjam terdesentralisasi yang memungkinkan penggunanya untuk menjadi peminjam, pemberi pinjaman, dan mendapatkan bunga atas aset kripto tanpa melalui perantara. Aave memiliki token asli bernama AAVE.
Berjalan di blockchain milik Ethereum, protokol ini menyediakan sistem smart contract yang memungkinkan dikelola oleh jaringan komputer terdistribusi yang menjalankan perangkat lunaknya. Artinya, pengguna sistem ini tidak perlu memakai jasa orang ketiga seperti lembaga atau individu untuk mengelola dana yang mereka miliki.
Singkatnya, perangkat lunak pada jejaring Aave dapat memungkinkan pembuatan pool pinjaman yang memungkinkan pengguna untuk bisa meminjam atau sebagai pemberi pinjaman untuk 17 aset kripto yang berbeda termasuk ETH, BAT dan MANA.
Seperti sistem pinjaman terdesentralisasi lainnya di Ethereum, protokol ini mengharuskan peminjam mengirimkan jaminan sebelum mengajukan pinjaman. Selanjutnya, mereka hanya dapat meminjam sampai nilai agunan yang mereka pasang.
Peminjam akan menerima sejumlah dana dalam bentuk token khusus yang dikenal sebagai aToken, yang dapat dikonversikan ke nilai aset lain. Token ini kemudian dikodekan sehingga pemberi pinjaman nantinya bisa menerima bunga deposito.
Protokol ini juga memperkenalkan fitur tambahan lainya, seperti pinjaman instan (flash loan) dan bentuk lain dari penerbitan utang serta kredit yang memanfaatkan sifat desain unik dari blockchain.
Aave adalah perusahaan nirlaba yang didirikan pada tahun 2017 oleh Stani Kulechov dan berbasis di Swiss. Kulechov mulai merintis perusahaannya tersebut saat masih mahasiswa.
Awalnya, perusahaan ini bernama ETHLend, yang telah berhasil mengumpulkan 16,2 juta dolar AS dalam initial coin offering (ICO) pada tahun 2017. Selama waktu itu, perusahaan telah berhasil menjual 1 miliar unit cryptocurrency AAVE, yang awalnya bernama LEND.
Secara umum, ETHLend berbeda dari Aave dalam hal sistem kerja. Alih-alih mengumpulkan dana, ETHLend mencoba mencocokkan pemberi pinjaman dan peminjam dengan cara peer to peer.
Pada tahun 2018 ETHLend menjadi anak perusahaan Aave dan berganti nama menjadi Aave yang berarti “hantu” dalam bahasa Finlandia.
Aave adalah sebuah sistem “pool” pinjaman. Cara kerja sistem Aave adalah pengguna menyetor sejumlah dana yang ingin mereka pinjamkan, kemudian dikumpulkan ke dalam pool. Peminjam dapat menarik dana dari pool tersebut ketika mereka ingin mengambil pinjaman.
Untuk memfasilitasi kegiatan pinjam-meminjam, protokol ini mengeluarkan dua jenis token yaitu aToken dan token AAVE. aToken adalah token berbunga yang diterbitkan untuk pemberi pinjaman.
Token ini memungkinkan pemberi pinjaman mendapatkan bunga deposito secara real-time. Sementara token AAVE adalah token asli Aave. Keduanya dapat diperdagangkan atau ditransfer sesuai keinginan ‘pengguna.
Protokol ini memiliki fitur flash loans atau pinjaman cepat. Fitur ini memungkinkan pengguna mengambil pinjaman tanpa angunan dan pinjamannya dapat dicairkan dalam seketika.
Cara kerja fash loan milik Aave memanfaatkan seluruh fitur blockchain. Ini artinya, transaksi hanya dapat diselesaikan ketika kumpulan transaksi baru, yang dikenal sebagai blok, diterima oleh jaringan. Proses penambahan setiap blok baru membutuhkan waktu. Jika di Bitcoin memerlukan waktu 10 menit, flash loans hanya memerlukan waktu selama 13 detik untuk menyelesaikannya.
Pengguna dapat memincam sejumlah di flash loans dengan syarat likuiditasnya dikembalikan ke pool sebelum transaksi berakhir. Jika pinjaman tidak dilunasi pada saat itu, transaksi otomatis akan dibatalkan.
Meski transaksi dibatalkan, dana yang terkumpul di reserve pool tetap terjamin kemanannya. Protokol pinjaman ini membebankan biaya sebesar 0,09 persen untuk fitur flash loans yang dimilikinya.
Aave menawarkan sejumlah keuntungan yang menarik. Misalnya, peminjam tidak dikenakan biaya jika mereka mengambil pinjaman dalam mata uang token.
Selain itu, peminjam yang menggunakan token AAVE sebagai jaminan bakal mendapatkan potongan biaya. Terakhir, Peminjam yang menggunakan AAVE sebagai jaminan juga dapat meminjam sedikit lebih banyak.
Protokol Aave adalah salah satu protokol likuiditas terbesar di Ethereum. Ini memungkinkan pengguna untuk memasok dan meminjam aset kripto di Ethereum. Peminjam aktif yang bersedia membayar bunga dapat memiliki akses ke pool aset kripto pemasok yang mencari hasil dari tabungan mereka.
Dengan perkembangan Aave yang sangat pesat, maka mitigasi risiko keuangan dan pasar menjadi poin yang semakin penting. Pasalnya, ada miliaran dana pengguna yang dipertaruhkan.
Selain itu dalam keuangan terdesentralisasi (DeFi), termasuk Aave, protokol peminjaman memiliki empat faktor risiko utama yang perlu menjadi perhatian bagi para pengguna nantinya:
AAVE adalah token tata kelola platform Aave, yang memberi pemegang hak untuk memilih keputusan seperti layanan baru dan membuat perubahan pada yang sudah ada. Meskipun tergolong baru, fitur tata kelola dan keberhasilan platform pinjamannya telah melambungkan harganya.
Ketika banyak orang menganggap mata uang virtual ini sebagai penyimpan nilai yang baik dan cara terbaik untuk membendung inflasi fiat, Aave lebih dari sekedar itu. Kemampuannya untuk menghasilkan cuan dengan meminjamkan token yang tidak digunakan, serta harganya yang meningkat, menjadikannya menarik.
Sebagai token berbasis blockchain, Aave bebas dari batasan geografis apa pun dan sebagai penerima, tidak masalah di mana pun kamu berada. Tidak seperti bank, yang bisa membebankan tarif berbeda untuk negara yang berbeda, dengan AAVE, biayanya sama di mana-mana. Namun, biayanya selalu berubah.
Token AAVE kompatibel dengan ERC-20 dan berjalan di blockchain Ethereum. Oleh karena itu, transaksi harus dibayar dalam GAS, biaya yang dibagi kepada penambang yang memvalidasi transaksi.
Biaya tersebut merupakan kompensasi atas waktu dan tenaga mereka. Pada saat penulisan, biaya transaksi Ethereum rata-rata sekitar $6,80.
Jaringan Ethereum saat ini terbatas pada sekitar 10-15 transaksi per detik dan ini menyebabkan kemacetan pada saat aktivitas sedang tinggi dan dapat mengakibatkan kenaikan biaya transaksi. Untuk mengatasinya, protokol Aave juga tersedia di Polygon.
Jaringan solusi lapisan-kedua ini menjalankan side chain yang lebih cepat, lebih murah, dan masih bisa memanfaatkan chain Ethereum utama untuk keamanan. Biaya transaksi rata-rata di Polygon merupakan sebagian kecil dari biaya ($0,000146).
Untuk operasi dalam protokol Aave, biayanya jauh lebih tinggi dan perbedaan antara Ethereum dan Polygon sangat besar. Pemberian pinjaman bisa memakan biaya hingga $29,40 (pada saat penulisan) di jaringan Ethereum, dan hampir dua kali lipat bagi peminjam yaitu $42,30.
Sementara di Polygon hanya sekitar $0,000590 untuk pemberian pinjaman dan $0,000850 untuk meminjam. Biaya tinggi pada Ethereum mungkin akan segera berubah saat beralih ke ETH 2.0 dan bergeser dari konsensus Proof of Work yang intensif energi ke Proof of Stake yang efisien.
Mengenai exchange kripto sendiri, ada biaya lain yang perlu dipertimbangkan. Exchange bisa membebankan biaya setoran dan/atau penarikan token AAVE kamu untuk semua transaksi trading yang kamu lakukan (biaya maker dan taker).
Setiap platform memiliki struktur biayanya sendiri yang harus kamu periksa sebelum mendaftar. Membeli AAVE dengan fiat melalui transfer bank atau kartu debit/kredit juga bisa dikenakan biaya tambahan dari bank atau penyedia kartu kamu, yang bisa sangat bervariasi tergantung pada lokasi kamu dan platform.
Aave adalah platform pinjaman kripto yang menggunakan blockchain dan kontrak pintar untuk menghilangkan perantara, menawarkan suku bunga yang lebih rendah kepada peminjam dan margin keuntungan yang lebih tinggi kepada pemberi pinjaman. Token AAVE adalah token yang menghasilkan keuntungan dan tata kelola.
Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.