Pengertian Microservices, Contoh, Kelebihan dan Kekurangannya

Teknatekno.com – Hai Teknozen! Pernahkah kamu mendengar apa itu microservices? Berikut penjelasan seputar microservice, berupa karakteristik, tools, kelebihan dan kekurangan serta contoh aplikasi microservices yang perlu kamu ketahui.

Secara umum pengertian microservice adalah salah satu layanan yang mampu membuat perusahaan startup tumbuh dan berkembang pesat, sebut saja seperti Grab, Gojek, sampai Netflix.

Dengan adanya microservice, aplikasi yang bervariasi ini sekarang menawarkan fitur yang lebih ringan dan lebih sederhana untuk dirancang. Penjelasan lebih lanjut mengenai apa itu microservice bisa kamu simak dibawah ini.

Memahami Pengertian Microservices

Memahami Pengertian Microservices

Pengertian Microservices adalah metode dengan membagi services ke bagian yang lebih kecil namun tetap berkaitan. Setiap aplikasi memiliki microservice yang memungkinkan fitur-fitur di dalamnya mengalami pengembangan.

Akibatnya, dalam setiap masing-masing layanan atau services, memiliki skema dan pola database tersendiri dan menggunakan bahasa pemrograman yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. Alhasil, setiap layanan atau service dalam aplikasi akan lebih optimal.

Karakteristik Microservices

Beberapa karakter utama microservice sebenarnya telah disinggung di atas, namun agar lebih jelas maka berikut ini adalah beberapa karakteristik microservices yang bisa menjadi tumpuan arsitektur ini:

1. Memiliki Beberapa Komponen atau Fitur

Perangkat lunak yang dibangun dengan microservice memiliki independensi untuk tiap fitur atau komponennya, sehingga dapat dilakukan inovasi dan evaluasi untuk tiap komponen tanpa mengubah aplikasi utama.

2. Relevan Dengan Bisnis

Microservice memiliki relevansi dengan bisnis karena bisa dibangun dan diatur strateginya. Keselarasan pembangunan aplikasi berbasis microservice ini memudahkan pengembang untuk menyesuaikan kapabilitas dan prioritas bisnis dengan pembangunan pasar.

3. Proses Routing Sederhana

Microservices memiliki sistem klasik yang menerima permintaan, memprosesnya, dan menghasilkan respons sesuai evaluasi atau masukan. Hal ini membuat microservice dapat menunjang penerapan logika dan pengaliran informasi.

4. Terdesentralisasi

Salah satu karakter utama microservices adalah bentuknya yang terdesentralisasi. Hal ini dikarenakan metode tata kelola aplikasi terpusat tidak optimal, sedangkan microservice dengan sistem paralelnya dapat lebih mudah dikelola untuk tiap fiturnya.

5. Evolusioner

Arsitektur microservice amat ideal karena dapat terus berevolusi dan dikembangkan, baik secara partisi untuk tiap fitur maupun untuk evolusi utuh secara aplikasi.

Tools Dalam Microservices

Ada beberapa tools yang dapat digunakan untuk membangun atau menguji microservice. Beberapa di antaranya telah akrab di telinga pengembang perangkat lunak. Adapun ketiga tools ini antara lain:

1. Docker

Docker adalah layanan dapat memungkinkan pengembang untuk membuat, menyebarkan, dan menjalankan aplikasi dengan menggunakan kontainer atau wadah sebagai basis data dari pemrograman aplikasi.

2. Prometheus

Sebagian besar sistem pemantauan atau pengujian microservice dirancang untuk lingkungan aplikasi statis dengan jumlah node yang rendah. Hal ini tentu saja tidak lagi relevan karena diperlukan pemantauan microservices dengan berbagai fitur lebih kompleks.

Untuk itu, kamu bisa menggunakan Prometheus sebagai open source yang mudah digunakan dan dirancang sesuai topologi aplikasi model distributif dan dinamis meski terdiri dari sejumlah besar node.

3. Wiremock

Untuk dapat menguji microservice dengan fleksibel dan menjangkau berbagai fitur layanan dengan baik, kamu bisa menggunakan wiremock. Wiremock secara umum berkedudukan sebagai sebuah library yang dapat menerima permintaan tertentu dan melakukan konfigurasi respons untuk aplikasi.

Kelebihan Microservices

Kelebihan Microservices

Microservice memang umumnya berkisar pada definisi dan karakteristik arsitektur. Namun, kelebihan sebenarnya dapat lebih dipahami melalui beberapa kelebihan berikut ini:

1. Scalable

Aplikasi arsitektur microservice seringkali mudah dimodifikasi dan diubah untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

2. Aman

Microservices juga umumnya sangat aman dan secure karena telah dirancang untuk mampu mengatasi semua kegagalan yang mungkin terjadi.

3. Lebih Bebas

Arsitektur layanan mikro memberi developer kebebasan untuk mengembangkan dan menyebarkan layanan secara mandiri.

4. Mudah Dimengerti

Microservice mudah dipahami dan diubah, memungkinkan anggota tim baru untuk mempercepat dengan cepat.

5. Sederhana

Ketika modifikasi diperlukan di area tertentu, hanya layanan terkait yang harus diperbarui tidak ada perubahan yang harus diterapkan ke seluruh aplikasi.

6. Error Terisolasi

Jika satu layanan mikro gagal, layanan mikro lainnya akan terus berfungsi (walaupun satu area bermasalah dari aplikasi monolit dapat membahayakan seluruh sistem)

Kekurangan Microservices

Microservices juga mempunyai beberapa kekurangan yang perlu kamu ketahui seperti berikut ini:

1. Test yang Rumit

Karena deployment microservice umumnya tersebar, testing bisa menjadi sedikit rumit dan membutuhkan banyak langkah.

2. Sistem yang Sedikit Rumit

Arsitektur microservices membawa sedikit kompleksitas karena developer harus mengurangi toleransi error, latensi jaringan dan lain-lain.

3. Perlu Banyak Automation

Microservice juga membutuhkan sistem automation yang cukup tinggi untuk bisa melakukan deployment.

Contoh Aplikasi Microservices

Contoh Penggunaan Microservices

Mengutip beberapa laman, berikut ini adalah karakteristik dari microservice yang mempengaruhi keberadaan aplikasi layanan menjadi besar:

1. Banyak Komponen

Tujuan utama adanya microservices adalah agar aplikasi memiliki beberapa fitur dengan komponen masing-masing yang optimal untuk menjalankan layanannya. Akibatnya, dalam microservice akan terdapat banyak komponen yang digunakan.

2. Ditujukan untuk Kebutuhan Bisnis

Tentunya, setiap aplikasi memiliki banyak fitur yang berkaitan dengan tujuan aplikasi itu sendiri. Tanpa adanya microservice, maka fitur-fitur di dalamnya tidak bisa menjalankan layanannya secara optimal.

Hal itu menjadikan aplikasi bisa melayani konsumen semaksimal mungkin. Setiap aplikasi juga memiliki satu tujuan besar, misal transaksi untuk produk makanan.

Jika ada microservice, aplikasi tersebut bisa lebih optimal dengan fitur-fitur pelengkap dari transaksi produk makanan, misalnya layanan pesan antar makanan.

Microservice ini memungkinkan fitur tambahan ini dijalankan secara efisien tanpa mengganggu tujuan dasar aplikasi.

3. Proses Routing yang Simpel

Selain mengoptimalkan fitur dalam aplikasi, micorservices juga bertujuan untuk menyederhanakan suatu proses dalam aplikasi. Nantinya, proses sinkronisasi dalam setiap fitur tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama.

Seperti yang dikatakan sebelumnya, ini terjadi karena microservice memungkinkan fitur baru ditambahkan tanpa mengganggu yang sudah ada.

4. Dapat Berjalan Sendiri

Microservice juga membantu setiap fitur berjalan sendiri tanpa perlu sinkronisasi dengan fitur lainnya, sehingga setiap fitur akan lebih optimal melayani setiap konsumen mereka. Itulah mengapa tiap fitur dalam aplikasi memiliki tim developer-nya sendiri yang berbeda dengan pengembang dari aplikasi utama.

5. Mengurangi Risiko Kegagalan

Setiap fitur dalam aplikasi dapat saling mem-backup satu sama lain meskipun bisa berjalan dengan sendirinya. Hal ini mengurangi risiko kegagalan dalam fitur. Akibatnya, setiap fitur memiliki backup melalui database yang dapat diakses.

6. Selalu Berubah

Manfaat menggunakan microservice adalah untuk memudahkan aplikasi agar dapat beradaptasi dengan keadaan sekitar, khusunya era teknologi digital yang semakin berkembang.

Akan ada beragam jenis gadget, serta peningkatan yang ditawarkan yang akan membuat aplikasi menjadi ideal berkat microservice.

FAQ

Berikut ini adalah tanya jawab seputar microservices yaitu:

1. Mengapa Microservice Wajib Ada di Cloud?

Karena memberikan keuntungan yang signifikan bagi pengguna, membuat layanan lebih nyaman dan efisien. Kamu hanya dapat mengubah kode dalam layanan di aplikasi dengan menggunakan layanan mikro, memungkinkan kamu untuk mengelola bisnis dan layanan bisnis.

2. Apa Itu Monolitik dan Microservices?

Arsitektur monolitik adalah arsitektur di mana semua komponen menjadi satu kesatuan saat membuat aplikasi. Setiap microservice adalah aplikasi kecil dengan arsitektur heksagonal sendiri yang terdiri dari logika dan adaptor (bahasa pemrograman, dll.)

Kesimpulan

Demikianlah penjelasan dari Teknatekno mengenai microservices, mulai dari pengertiannya, karakteristik, kelebihan dan kekurangan serta contoh aplikasi microservice yang perlu kamu ketahui.

Dari penjelasan diatas bisa kita simpulkan pengertian microservice adalah metode dengan membagi services ke bagian yang lebih kecil namun tetap berkaitan. Setiap aplikasi memiliki microservice yang memungkinkan fitur-fitur di dalamnya mengalami pengembangan.

 

Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.

You might also like