Teknatekno.com – Hai Teknozen! Kali ini Teknatekno akan membahas tentang teori perilaku produsen yang terdapat dalam kegiatan ekonomi serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku produsen.
Teori perilaku produsen adalah teori yang membahas bagaimana produsen menggunakan sumber daya yang tersedia untuk memaksimalkan keuntungan.
Sedangkan perilaku produsen adalah kegiatan yang mengatur produksi untuk memastikan produk yang dihasilkan berkualitas tinggi dan dapat diterima oleh masyarakat sekaligus menghasilkan keuntungan. Pasti ada orang baik dan buruk di dunia ini, seperti halnya perilaku produsen yang baik dan buruk.
Produsen yang baik adalah mereka yang melakukan kegiatan produksinya dengan jujur ​​dan tidak mengganti barang yang tidak sesuai dengan barangnya. Sedangkan produsen yang buruk adalah mereka yang melakukan kegiatan produksi secara tidak jujur, mengganti sejumlah besar bahan untuk produksinya secara tidak benar.
Secara umum dalam ilmu ekonomi ada tiga teori perilaku produsen yang sering dibahas. Teori tersebut diantaranya adalah mengenai biaya produksi, pertambahan hasil produksi yang semakin berkurang serta kurva kemungkinan produksi.
Ketiga teori tersebut harus dipahami oleh produsen agar bisa mendapatkan keuntungan dan terhindar dari kerugian.
Biaya produksi merupakan salah satu topik yang dibahas dalam teori perilaku produsen. Teori ini menunjukkan bahwa ada dua jenis biaya ketika memproduksi barang atau jasa: biaya tetap dan biaya variabel. Kedua biaya ini harus diperhatikan karena akan berdampak pada biaya keseluruhan dari kegiatan produksi yang dilakukan.
Biaya tetap contohnya adalah mesin, gedung, peralatan dan sebagainya yang jumlahnya tidak bertambah saat jumlah barang dan jasa berubah.
Contoh dari biaya variabel adalah bahan baku, yang jumlahnya akan sangat tergantung jumlah produksi. Seseorang yang membuat barang dalam jumlah banyak maka biaya variabel misalnya bahan bakunya menjadi banyak juga.
Selain membahas biaya tetap dan variabel, teori perilaku produsen mempertimbangkan peningkatan hasil yang berkurang. Ketika produsen mempekerjakan lebih banyak pekerja, output keseluruhan meningkat. Penambahan tenaga kerja akan menyebabkan produksi semakin meningkat.
Pada jumlah tertentu jika terus menerus menambah tenaga kerja maka tidak akan menambah hasil produksi. Hal ini bisa dikarenakan tenaga kerja yang ada di perusahaan sangat banyak jumlahnya. Hal tersebut akan menjadikan masalah pembengkakan biaya tetapi tidak menambah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan.
Teori ketiga yang juga akan diperhatikan oleh produsen dalam menjalankan usahanya adalah tentang kemungkinan produksi. Dalam teori tersebut digambarkan bahwa setiap perusahaan memiliki pilihan untuk menentukan ingin membuat barang dan jasa apa.
Karena kelangkaan bahan baku, tenaga kerja, dan faktor produksi lainnya, mereka harus memilih apa yang akan diproduksi.
Menurut teori perilaku produsen, tujuan memproduksi barang atau jasa adalah untuk mendapatkan keuntungan. Ini adalah tujuan utama, tetapi ada manfaat tambahan untuk memproduksi barang atau menyediakan layanan. Selain keuntungan bagi produsen, ada banyak keuntungan dari kegiatan produksi, antara lain sebagai berikut:
Produksi adalah proses menghasilkan barang atau jasa yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa kegiatan produksi, tidak ada barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kegiatan produksi mencakup lebih dari sekedar penciptaan barang dan jasa. Produksi juga dapat menambah nilai suatu barang, seperti ketika barang mentah diubah menjadi barang jadi. Produksi adalah kegiatan mengolah barang agar mempunyai nilai jual atau harga yang tinggi.
Dalam ilmu ekonomi, setiap produsen pasti menginginkan atau mendambakan keuntungan dalam usahanya menghasilkan barang dan jasa. Mereka akan berusaha memproduksi barang sebanyak mungkin ketika harga barang naik.
Wajar jika harga suatu barang tinggi, maka keuntungan yang diperoleh juga tinggi, sehingga mereka berlomba-lomba untuk memproduksi barang tersebut.
Produsen barang dan jasa berharap agar perusahaannya tetap eksis selain menghasilkan keuntungan. Tujuannya agar perusahaan dapat untung dan menjadi sumber pendapatan dalam jangka waktu yang lama. Yang dilakukan kebanyakan bisnis adalah berusaha mendapatkan pelanggan agar barang mereka selalu laku di pasaran.
Keberadaan produsen atau pelaku usaha menuntut perlunya tenaga kerja masyarakat. Kondisi ini akan berdampak positif bagi masyarakat karena perusahaan akan membuka banyak lowongan pekerjaan.
Masyarakat akan diuntungkan karena mereka akan bisa mendapatkan pekerjaan dan kemudian gaji untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan mereka.
Jumlah perusahaan yang banyak akan menjadikan banyak pekerja, sehingga mereka memiliki gaji untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Kondisi masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan mereka maka dikatakan telah mencapai kemakmuran.
Hal ini mendorong pemerintah di berbagai negara akan berusaha untuk meningkatkan jumlah perusahaan atau industri.
Setiap barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen memerlukan penggunaan variasi bahan. Berbagai bahan dan peralatan digunakan untuk membuat item. Faktor produksi meliputi semua peralatan dan bahan baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang atau jasa.
Secara umum faktor produksi dibedakan menjadi modal, tenaga kerja, sumber daya alam dan teknologi. Dalam teori perilaku produsen dijelaskan dalam rumus fungsi produksi:
Q = f(K, L, R, T)
Dimana:
Faktor produksi dalam fungsi produksi secara sederhana dijadikan menjadi empat yakni modal, pekerja, sumber daya alam dan teknologi.
Penyederhanaan keempat faktor produksi tersebut bisa dilakukan dari empat menjadi tinggal dua saja yakni modal dan tenaga kerja. Pada teori yang membahas biaya produksi ada biaya tetap yakni modal dan biaya variabelnya tenaga kerja. Kombinasi dari keempat faktor produksi tersebut sangatlah penting untuk dilakukan.
Misalnya ada perusahaan dengan modal, pekerja dan sumber daya alam sebagai bahan bakunya berkondisi bagus, tetapi teknologinya masih kurang modern. Perusahaan tersebut harus melakukan perbaikan teknologi agar bisa memberikan kombinasi terbaik.
Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku produsen, yaitu:
Seringkali para eksekutif perusahaan dihadapkan pada suatu dilema yang menekannya. Seperti halnya harus mengejar kuota penjualan, menekankan ongkos-ongkos, menekankan efisiensi dan bersaing.
Dipihak lain eksekutif perusahaan juga harus bertanggung jawab terhadap masyarakat agar kualitas barang terjaga, harga barang terjangkau.
Secara umum, aggota organisasi itu saling mempengaruhui satu dengan yang lain (proses interaktif). Dilain pihak organisasi terhadap individu harus tetap berperilaku etis, misalnya dalam masalah pengupahan, jam kerja maksimum.
Sesorang yang memiliki filosofi moral, dalam bekerja dan berintraksi dengan sesama akan berperilaku etis. Prinsip-prinsip yang diterima secara umum dapat dipelajari atau diperoleh dari hasil interaksi dengan teman, keluarga, kerabat.
Demikianlah penjelasan dari Teknatekno seputar teori perilaku produsen serta faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku produsen. Dari penjelasan diatas bisa kita simpulkan bahwa teori perilaku produsen adalah pemikiran mengenai bagaimana cara produsen dalam membuat barang dan jasa dengan tujuan memperoleh keuntungan.
Dalam kehidupan sehari-hari pasti akan banyak kita jumpai orang yang melakukan kegiatan produksi yaitu penciptaan barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi orang-orang yang menghasilkan barang dan jasa disebut dengan produsen.
Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.