Teknatekno.com – Hai Teknozen! Pernahkah kamu mendengar apa itu gross margin? Gross margin adalah salah satu istilah penting dalam dunia bisnis yang sering kali menjadi pusat perbincangan di antara para pengusaha dan analis keuangan.
Juga dikenal sebagai gross profit margin, konsep ini memegang peranan utama dalam menentukan seberapa efisien sebuah perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari penjualan produk atau jasa. Mari kita eksplorasi lebih dalam tentang apa itu gross margin, mulai dari pengertian gross margin, fungsinya, hingga contoh perhitungannya.
Gross margin adalah salah satu istilah yang cukup sering ditemui dalam dunia keuangan dan akuntansi. Gross margin juga sering disebut sebagai “gross profit margin” atau “gross income”. Ini adalah konsep penting yang digunakan untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan atau bisnis.
Gross margin adalah persentase dari pendapatan kotor perusahaan yang tersisa setelah mengurangkan semua biaya langsung yang terkait dengan produksi atau penyediaan barang atau jasa.
Dalam konteks yang lebih sederhana, gross margin adalah bagian dari pendapatan yang bisa dianggap sebagai “keuntungan kasar” yang diperoleh perusahaan setelah mengambil pengeluaran yang diperlukan untuk membuat atau menyediakan produk atau layanan yang mereka jual.
Gross margin adalah sejenis filter yang memungkinkan kita untuk melihat seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari inti operasionalnya.
Untuk menghitung gross margin, kita perlu mengidentifikasi dua komponen utamanya terlebih dahulu, yaitu:
Rumus untuk menghitung gross margin adalah:
Gross Margin (%) = ((Pendapatan Kotor – Biaya Langsung) / Pendapatan Kotor) x 100%
Hasil perhitungan ini akan dinyatakan dalam bentuk persentase. Semakin tinggi persentase gross margin, semakin besar bagian dari pendapatan yang tersisa untuk menutupi biaya operasional lainnya, membayar utang, atau menghasilkan keuntungan bersih.
Gross margin adalah indikator yang penting karena memberikan wawasan tentang profitabilitas relatif perusahaan. Dengan membandingkan gross margin antara perusahaan dalam industri yang sama atau melacak perubahan gross margin dari waktu ke waktu, pemilik bisnis dan manajer keuangan dapat mengambil keputusan strategis yang lebih cerdas.
Gross margin adalah konsep yang mendasar untuk pengelolaan bisnis yang sukses, dan pemahaman yang baik tentang hal ini dapat membantu perusahaan mengidentifikasi area efisiensi, merencanakan strategi harga yang tepat, dan meningkatkan kinerja keuangan mereka secara keseluruhan.
Gross margin (marjin kotor) adalah konsep yang sangat penting dalam bidang keuangan dan bisnis. Berikut ini adalah beberapa definisi gross margin menurut para ahli:
Kamu dapat melihat bahwa margin laba kotor merupakan salah satu indikator terpenting perusahaan untuk mengukur efisiensi biaya pengelolaan barang dagangan. Sederhananya, margin laba kotor ini adalah ukuran seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan dan menghasilkan laba bersih yang sehat.
Pada saat yang sama, langkah bisnis perusahaan pada masa mendatang dalam memproduksi dan menjual satu atau lebih produk perlu kamu tentukan dengan lebih baik sebelum menguranginya dengan biaya tambahan.
Sebagai salah satu gambarannya, apabila GPM perusahaan tinggi, kemungkinan kamu berada dalam posisi yang baik untuk mencapai margin laba operasi dan laba bersih yang kuat. Untuk perusahaan baru, semakin besar GPM, maka akan semakin cepat pula titik impas dan tentunya akan semakin menguntungkan bisnis.
Namun, bukan berarti bahwa margin yang tinggi itu akan selalu bernilai baik. Oleh karena itu, tak heran jika margin laba kotor menjadi standar bagi investor untuk mengidentifikasi efisiensi suatu perusahaan.
Caranya yaitu dengan melihat efektivitas efisiensi yang perusahaan capai dalam menjalankan dan mengelola bisnisnya. Berikut ini fungsi gross margin:
Setelah membahas mengenai pengertian dari margin laba kotor, selanjutnya kamu akan masuk pada margin dan arus kas. Perusahaan umumnya akan menanggung biaya persediaan yang signifikan untuk memproduksi setiap produk.
Ketika kamu menjual suatu stok barang dengan harga yang terbilang tinggi, maka kamu mengubah setiap unit menjadi yang yang lebih banyak dari pada yang kamu investasikan.
Pengetahuan tentang GPM dan tren penjualan dapat membantu mendorong arus kas dan meningkatkan efisiensi strategi investasi perusahaan kamu.
GPM sering ditentukan oleh strategi penetapan harga. Pada umumnya penetapan harga produk berdasarkan pada harga pasar yang kompetitif. Dengan kata lain, kamu membayar harga yang sama dengan pesaing kamu sambil mendapatkan margin yang keuntungan yang sama.
Saat mencoba memasarkan produk kamu dengan cara yang meningkatkan penjualan, pengurangan margin secara tidak langsung menawarkan harga terbaik. Hal ini tentunya berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan penjualan perusahaan kamu.
Namun, hal ini juga dapat menjadi bumerang bagi perusahaan kamu apabila kompetitor mulai menurunkan harga produknya. Hal ini juga berlaku ketika semua orang mulai menurunkan margin keuntungan dengan tren penjualan yang serupa.
Oleh karena itu, kamu dapat menggunakan strategi lain dengan menetapkan harga yang lebih tinggi dari pasar untuk memaksimalkan margin. Strategi ini sering memerlukan upaya branding yang signifikan.
Berikut ini adalah beberapa contoh perhitungan gross margin yang perlu kamu ketahui:
Misalkan Teknozen memiliki sebuah toko pakaian dengan pendapatan kotor dari penjualan sebesar Rp 100.000.000 dalam satu tahun.
Selama tahun tersebut, Teknozen menghabiskan Rp 40.000.000 untuk bahan baku (misalnya, pembelian pakaian dari pemasok), Rp 25.000.000 untuk biaya tenaga kerja (gaji karyawan toko dan staf), dan Rp 10.000.000 untuk biaya overhead produksi (sewa toko, listrik, dan biaya operasional lainnya yang terkait langsung dengan toko).
Total biaya produksi adalah jumlah dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead produksi.
Total Biaya Produksi = Rp 40.000.000 + Rp 25.000.000 + Rp 10.000.000 = Rp 75.000.000
Gross Profit adalah selisih antara pendapatan kotor dan total biaya produksi.
Gross Profit = Pendapatan Kotor – Total Biaya Produksi
Gross Profit = Rp 100.000.000 – Rp 75.000.000 = Rp 25.000.000
Untuk menghitung gross margin dalam persentase, gunakan rumus berikut:
Gross Margin (%) = (Gross Profit / Pendapatan Kotor) x 100%
Gross Margin (%) = (Rp 25.000.000 / Rp 100.000.000) x 100% = 25%
Jadi, dalam contoh ini, gross margin untuk toko pakaian Teknozen adalah 25%. Ini berarti bahwa setiap rupiah yang Teknozen hasilkan dari penjualan pakaian menghasilkan keuntungan kotor sebesar 25 sen setelah mengurangkan semua biaya produksi yang terkait langsung. Semakin tinggi persentase gross margin, semakin besar potensi profitabilitas bisnis Teknozen.
Misalkan perusahaan Teknatekno memproduksi peralatan elektronik. Selama satu tahun, perusahaan tersebut mencatat pendapatan kotor sebesar Rp 500.000.000 dari penjualan produk-produknya. Untuk memproduksi peralatan tersebut, perusahaan harus mengeluarkan biaya berikut:
Total biaya produksi adalah jumlah dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead produksi.
Total Biaya Produksi = Rp 150.000.000 + Rp 100.000.000 + Rp 50.000.000 = Rp 300.000.000
Gross Profit adalah selisih antara pendapatan kotor dan total biaya produksi.
Gross Profit = Pendapatan Kotor – Total Biaya Produksi
Gross Profit = Rp 500.000.000 – Rp 300.000.000 = Rp 200.000.000
Gross Margin (%) = (Gross Profit / Pendapatan Kotor) x 100%
Gross Margin (%) = (Rp 200.000.000 / Rp 500.000.000) x 100% = 40%
Jadi, dalam contoh ini, gross margin untuk perusahaan Teknatekno adalah 40%. Ini berarti bahwa setiap rupiah yang mereka hasilkan dari penjualan peralatan elektronik menghasilkan keuntungan kotor sebesar 40 sen setelah mengurangkan semua biaya produksi yang terkait langsung.
Semakin tinggi persentase gross margin, semakin besar potensi profitabilitas perusahaan. Dengan memiliki gross margin yang sehat, perusahaan dapat menginvestasikan lebih banyak sumber daya dalam pertumbuhan dan pengembangan bisnis mereka.
Berikut ini adalah tanya jawab seputar gross margin yaitu:
Gross margin adalah persentase perbedaan antara pendapatan kotor dan biaya produksi, sementara gross profit adalah jumlah uang aktual yang diperoleh setelah pengurangan biaya produksi.
Strategi termasuk menekan biaya produksi, menaikkan harga jual, dan meningkatkan efisiensi operasional.
Analisis melibatkan pemahaman tentang bagaimana perubahan dalam komponen biaya dan pendapatan memengaruhi margin.
Ya, jika biaya produksi melebihi pendapatan kotor, maka gross margin bisa menjadi negatif. Ini menunjukkan bahwa bisnis mengalami kerugian dalam operasionalnya.
Tidak, gross margin dapat berfluktuasi seiring perubahan biaya produksi, harga bahan baku, atau perubahan dalam strategi harga.
Gross margin penting karena mencerminkan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari operasi inti mereka.
Gross Margin adalah salah satu indikator kesuksesan, tetapi bukan satu-satunya. Penting juga untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti keuntungan bersih, pertumbuhan pendapatan, dan kepuasan pelanggan.
Demikianlah penjelasan dari Teknatekno mengenai, mulai dari pengertian gross margin, fungsi, serta contoh perhitungan gross margin yang perlu kamu ketahui.
Dari penjelasan diatas bisa kami simpulkan pengertian gross margin atau gross profit margin memiliki definisi sebagai sisa pendapatan perusahaan setelah dikurangi dengan harga pokok produksi (HPP). Penetapan harga produk didasarkan pada harga pasar yang kompetitif.
Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.