Teknatekno.com – Internet memudahkan kita untuk memperoleh banyak hal. Salah satunya adalah menghasilkan uang dari YouTube.
Ngomong-ngomong soal YouTube, kamu sudah tahu kan kalau website berbagi video ini milik Google? Karena itulah cara paling umum untuk menghasilkan uang dari situ adalah dengan mengaktifkan AdSense (periklanan Google).
Menurut Influencer MarketingHub, kalau setiap hari kamu memperoleh 50.000 views di YouTube dan 7% tingkat engagement, kurang lebih dalam setahun dapat menghasilkan US$8000 atau sekira Rp112 juta dari AdSense. Banyak banget, kan?
Sayangnya, AdSense di YouTube sekarang ini ribet. Syarat aktivasinya banyak, masih pula ditambah video-videomu bisa tiba-tiba tidak bisa dimonetisasi.
Eits, jangan panik! Untungnya masih banyak cara untuk menghasilkan uang dari kanal YouTube-mu sehingga tidak hanya bergantung pada AdSense. Penasaran? Simak artikel ini sampai tuntas, ya!
Ini nih cara paling umum yang memungkinkan video di channel-mu untuk menghasilkan duit: periklanan AdSense lewat YouTube Partner Program. Nantinya pendapatan dari iklan akan dibagi: 40% untuk YouTube dan 60% jadi jatahmu.
Meski begitu, kamu bisa menikmati beberapa kemudahan ketika bergabung dengan Partner Program ini. Antara lain: tidak perlu mencari sponsor sendiri karena YouTube sudah menjembataninya. Kamu dapat mengatur berapa kali iklan muncul. Imbalan PPC (jumlah iklan yang diklik) dan CPM (bayaran per 1000 views)-nya kompetitif.
Nah, kalau uang yang terkumpul sudah setara dengan US$100 atau sekira Rp1,4 juta, bisa tuh langsung dicairkan.
Hanya saja, untuk menampilkan AdSense kamu harus memenuhi beberapa syarat dulu. Hal ini tidak seperti beberapa tahun yang lalu di mana tidak ada syarat sama sekali. Kriteria apa saja yang perlu kamu penuhi?
Ada lagi nih yang perlu diingat, di aturan baru ini, tidak semua channel bisa lolos seleksi. Kalau kanalmu dianggap tidak ramah pengiklan (advertiser-friendly) iklan pun tidak akan muncul.
Contoh video yang tidak advertiser-friendly, misalnya video tentang kriminal, aksi berbahaya, maupun teori konspirasi. Terus, apa tandanya kalau sudah diterima di program ini?
Nah, kalau merasa sudah memenuhi syarat minimum, kamu bisa menuju ke menu monetisasi di YouTube-mu kemudian mengklik permintaan bergabung.
Contoh email diterima dalam YouTube Partner Program (sumber: hariaspriyono.com) Kalau sudah diterima, akan ada email masuk dan kamu sudah bisa mengakses menu monetisasi lewat dasbor YouTube-mu.
Cara kedua ini masih dari internal YouTube. Semisal kamu produktif menghasilkan video-video berkualitas dan kebetulan juga banyak yang nonton serta berlangganan, jangan ragu untuk mengaktifkan fitur ini. Di sini, audiensmu akan membayar biaya bulanan demi bisa mengakses konten-konten eksklusif.
Sama dengan program partner, ada beberapa persyaratan untuk dapat bergabung, antara lain:
Lumayan banyak ya syaratnya? Memang, sih. Tapi kalau bisa lolos, lumayan tuh bisa dapat pemasukan ekstra. Nantinya, para “pelanggan premium”-mu akan memperoleh badges sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Mereka pun bisa mengakses fitur video eksklusif, live chat, hingga emoji.
Ingat, kalau mengaktifkan fitur ini, pastikan kamu memang menawarkan “nilai lebih” supaya mereka betah dan tidak sia-sia sudah mengeluarkan biaya ekstra.
Oh iya, ada tambahan sedikit. Poin ini selain bisa diterapkan lewat fitur langsung dari YouTube, juga bisa kamu coba menggunakan website sejenis. Misalnya Patreon. Konsepnya sama, supporters-mu akan membayar biaya tertentu setiap bulannya.
Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.