Teknatekno.com – E-commerce adalah suatu istilah yang mungkin sudah sering kita dengar beberapa tahun terakhir. Lantas, sebenarnya apa itu e-commerce? Kenapa e-commerce sering sekali disebut-sebut?
Nah, pada kesempatan kali ini, Teknatekno akan mengajak Teknozen untuk membahas lebih dalam tentang apa itu e-commerce, jenia-jenis e-commerce, beserta kelebihan dan kekurangan dari bisnis ini..
E-commerce adalah transaksi apapun yang menggunakan berbagai alat elektronik apapun, seperti telepon, komputer, televisi, dan yang paling populer, yakni internet.
Jadi, e-commerce adalah singkatan dari electronic commerce, yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah perdagangan elektornik. E-commerce adalah suatu model transaksi di masa depan, karena semakin lama, maka semakin banyak juga masyarakat yang menggunakan internet.
Nah, e-commerce ini tidak hanya terkait tentang jual beli. Kenapa? karena ada beberapa transaksi yang tergolong pada transaksi e-commerce, yakni:
Berdasarkan penjelasan dari Prasetyo Budi Widagdo, e-commerce ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1970-an, yang saat itu bersamaan dengan hadirnya electronic fund transfer, suatu layanan pengiriman uang melalui saluran elektronik.
Di saat itu, perusahaan yang menggunakannya masih sedikit. Sehingga, e-commerce pun belum digunakan secara umum. Nah, seiring berjalannya waktu, hadirlah electronic data interchange.
E-commerce pun terus berkembang luas. Berbagai perusahaan manufaktur sampai pemesanan perjalanan pun mulai menggunakan model perdagangan elektronik ini.
Sampai dengan tahun 1990, internet sudah mulai dikomersilkan, perdagangan elektronik pun semakin membesar, sehingga memunculkan suatu istilah yang dikenal dengan electronic commerce. Di Indonesia, e-commerce pun mulai berkembang pesat.
Saat ini, e-commerce pun sudah berkembang dan jenisnya pun sudah banyak, hingga mempunyai berbagai model bisnis dan beragam barang atau jasa yang ditawarkan.
Ada beberapa jenis e-commerce yang saat ini sudah berkembang, yaitu:
Di dalam model yang satu ini, e-commerce adalah pihak bisnis yang konsumennya pun adalah seorang pihak bisnis.
E-commerce menjual barang yang diperlukan perusahaan, sehingga konsumennya pun juga adalah suatu perusahaan. Beberapa contoh e-commerce ini adalah perusahaan penyedia peralatan perusahaan, perusahaan hosting, dll.
Pada model bisnis e-commerce yang satu ini, pihak e-commerce adalah pihak bisnis, dan pelanggannya adalah konsumen yang menggunakan barang ataupun jasa untuk pribadi.
Namun, terkadang timbullah peleburan antara e-commerce B2C dan C2C. contohnya adalah toko official store dari perusahaan yang ada di berbagai perusahaan startup e-commerce.
Model bisnis e-commerce selanjutnya yang akan kita bahas adalah C2C. E-commerce C2V adalah tempat yang mana penjual UMKM akan memanfaatkan e-commerce sebagai sarana untuk menjual barang ataupun jasa pada konsumen langsung.
Contoh sederhana dari e-commerce C2C saat ini adalah perusahaan yang masuk dalam daftar startup Indonesia yang cukup terkenal yakni Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dll.
Karena beberapa tempat e-commerce B2C dan juga C2C hampir sama, maka peleburan yang ada antar keduanya sering kali dianggap ada. Namun, karena model bisnis ini memang berbeda, maka kedua kategori ini pun masih dinilai berbeda.
Dengan model yang satu ini, maka e-commerce adalah suatu sarana bagi seorang konsumen untuk membuat penawaran barang atau jasa pada perusahaan. Nah, perkembangan teknologi akan memungkinkan hal tersebut.
Contohnya adalah suatu situs lelang proyek online. Penawar proyek ini adalah calon konsumen, sedangkan yang menawarkan proyek pada berbagai perusahaan.
Bahkan, seorang influencer yang menawarkan jasa promosi dan review-nya pada beberapa perusahaan pun bagian dari transaksi e-commerce C2B.
Arti dari administration adalah sektor publik milik negara. Nah, model bisnis seperti ini adalah perusahaan yang memberikan layanan atau penjualan barang pada pihak pemerintah.
Contoh sederhananya adalah kerjasama pihak swasta sebagai pihak ketiga, seperti pembuatan aplikasi layanan pemerintah oleh perusahaan penyedia jasa pembuatan website, aplikasi, atau hal lainnya.
Ada dua model e-commerce lain yang masih sangat jarang digunakan, yaitu model e-commerce Consumer-to-Administration (C2A) dan model e-commerce Business-to-Employee (B2E). Contoh sederhana dari C2A ini adalah seorang menggunakan website untuk melaporkan harto dan juga membayarkan pajak.
Industri dari e-commerce sudah berkembang sangat pesat di Indonesia akhir-akhir ini. Di tahun 2018 lalu, e-commerce di Indonesia bahkan mempunyai perkembangan 78%. Dari angka ini, 17,7% diantaranya adalah transaksi pembelian tiket pesawat dan juga pemesanan hotel.
Selain itu, pembelian pakaian dan alas kaki menyumbang sekitar 11,9% sedangkan 10% nya berasal dari kosmetik dan juga produk kesehatan.
Berdasarkan statistik ini, mempunyai situs e-commerce tentu akan sangat menguntungkan, baik itu untuk pebisnis ataupun yang baru mulai berbisnis. Terlebih lagi, e-commerce pun menawarkan banyak sekali manfaat di dalamnya.
E-commerce memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang perlu kamu ketahui. Simak berikut ini!
Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari e-commerce:
Untuk bisa menjual produk barang atau jasa secara online, Anda tidak perlu membangun ataupun menyewa toko fisik. Hal ini mampu mengurangi adanya biaya sewa serta biaya tenaga kerja penjaga toko.
Hal inilah yang menjadi alasan kenapa barang atau jasa yang dijual secara online di e-commerce sering mempunyai harga yang lebih murah daripada toko.
Ini merupakan implikasi dari poin pertama. Salah satu dari kelebihan e-commerce adalah Anda bisa dengan mudah dan juga cepat dalam menembangkan bisnis, karena biaya yang harus Anda keluarkan tidak sebanyak bila Anda membangun toko offline.
Selain itu, tingkat kepraktisan yang ditawarkan oleh e-commerce pun mampu membuat beberapa konsumen lebih memilih untuk melakukan belanja online.
Saat melakukan belanja Online, Anda akan diminta untuk mengisi data secara lengkap. Nah, bila Anda disetujui oleh pelanggan, Anda bisa menggunakan kontak ini sebagai suatu sarana promosi.
Selain itu, beberapa e-commerce pun mempunyai aplikasi yang bisa di install langsung di handphone. Penggunaan pada fitur notifikasi ini juga menjadi sarana promosi yang efektif.
Adapun kekurangan e-commerce yaitu sebagai berikut:
Belanja Online akan membuat pelanggan tidak bisa melihat barang produk atau jasa secara langsung. Itulah kenapa ada beberapa pelanggan yang tidak mempunyai jual beli di e-commerce.
Walaupun sudah ada sistem rating ataupun pemberian testimoni, namun beberapa orang masih merasa bahwa hal ini tidak mampu menjamin barang ataupun jasa yang akan diperoleh mempunyai kualitas yang sama seperti yang sudah dijanjikan.
Kekurangan e-commerce yang merupakan karena adanya implikasi dari poin pertama adalah mempunyai resiko yang cukup besar. Terutama jika melalui website e-commerce yang tidak menjamin suatu keamanan, seperti Instagram, Whatsapp, Facebook, dll.
Hal ini juga bisa diminimalisir dengan melakukan belanja pada perusahaan yang memang menawarkan tingkat keamanan belanja di beberapa marketplace, seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dll.
Selain itu, masih ada resiko lain berupa pencurian data pribadi sampai pencurian kartu kredit. Kunci dari berbelanja ini adalah harus selalu hati-hati.
Kekurangan lain dari e-commerce adalah tingginya persaingan antar toko, baik itu berupa harga produk ataupun yang lainnya. Hal ini sebenarnya baik untuk pelanggan, namun bisa jadi juga merugikan untuk para penjual.
Karena mudah untuk mencari barang ataupun jasa yang dicari, maka setiap penjual juga bisa dengan mudah membandingkannya pada barang atau jasa lain yang ditawarkan toko. Sehingga, nantinya hal ini akan membuat persaingan yang ketat, sehingga penjual pun tidak memperoleh untuk yang besar.
Demikianlah penjelasan dari Teknatekno tentang apa itu e-commerce. Dari pembahasan diatas bisa kita simpulkan bahwa e-commerce adalah transaksi apapun yang menggunakan berbagai alat elektronik apapun, seperti telepon, komputer, televisi, dan yang paling populer, yakni internet.
Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.