Teknatekno.com – Hai Teknozen! Kali ini Teknatekno akan membahas mengenai apa itu audit sistem informasi. Seperti yang kita ketahui, di era informasi sekarang yang penuh dengan serangan cyber seperti, malware dan ransomware.
Perusahaan teknologi raksasa seperti Yahoo, Facebook dan Tokopedia pun tidak luput dari kebocoran data atau Distributed Denial of Service (DDoS) dikarenakan loophole yang ditemukan oleh hacker. Disinilah peran audit sistem informasi bertindak.
Audit sistem informasi ternyata juga sangat dibutuhkan untuk sistem informasi perusahaan. Hal ini dilakukan agar perusahaan bisa terus melakukan improvisasi ataupun melakukan perbaikan diri pada berbagai hal yang ditemukan tidak wajar saat dilakukannya audit.
Lalu, sebenarnya apa itu audit sistem informasi? Supaya tidak tambah penasaran, langsung saja kita simak penjelasan tentang apa itu audit sistem informasi beserta fungsi, manfaat, dan jenis-jenisnya berikut ini.
Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti-bukti untuk menentukan apakah software akuntansi yang digunakan perusahaan dapat mengamankan aset, memelihara integritas data, dapat mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan menggunakan sumberdaya secara efisien.
Terdapat beberapa komponen yang harus diperiksa di dalamnya, yaitu audit secara menyeluruh pada tingkat efektivitas, efisiensi, availability, confidentiality, reliability, integrity, aspek keamanan, modifikasi program, audit proses, audit sumber data, dan juga data file ataupun database perusahaan.
Audit sistem informasi ini gabungan dari beragam jenis ilmu, yaitu ilmu traditional audit, sistem informasi akuntansi, ilmu komputer, behavioral science, dan juga manajemen sistem informasi.
Standar yang umumnya digunakan dalam audit sistem informasi adalah standar yang sudah dikeluarkan oleh pihak ISACA, yakni ISACA IS Audit Standard. Lebih dari itu, ISACA pun mengeluarkan IS Audit Guidance dan juga IS Auditing Procedure.
Berikut pengertian audit sistem informasi menurut beberapa ahli:
Audit sistem informasi adalah suatu upaya menghimpun dan menilai berbagai bukti untuk menentukan apakah suatu sistem komputer mampu mengamankan data perusahaan, menjaga integritas data serta mendorong perusahaan dalam mencapai tujuannya secara efektif dan efisien menggunakan sumber daya yang ada.
Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan juga evaluasi atas berbagai bukti yang ada agar bisa menentukan derajat kesesuaian antar setiap informasi dan juga kriteria yang sebelumnya sudah ditetapkan.
Itu artinya, pelaksanaan evaluasi di dalamnya dilakukan berdasarkan sejumlah kriteria tertentu agar bisa menentukan derajat performa yang sudah dicapai.
Audit sistem informasi dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu:
Fase pertama dari kegiatan audit sistem informasi adalah perencanaan. Untuk auditor eksternal, hal tersebut dilakukan dengan melakukan investigasi pada klien untuk mengetahui apakah pekerjaan auditnya bisa diterima.
Selain itu, menempatkan anggota audit, menghasilkan perjanjian audit yang sudah ditentukan, menghasilkan informasi latar belakang klien, memahami masalah hukum klien, dan juga menganalisa prosedur yang ada agar bisa memahami bisnis klien dan mengidentifikasi risiko audit di dalamnya.
Dalam tahapan ini, pihak auditor akan melakukan tes kontrol saat mereka mengatakan bahwa kontrol resiko ternyata berada pada level yang maksimal, sehingga mereka akan mengandalkan kontrol sebagai acuan untuk pengurangan biaya testing yang ada.
Dalam fase ini juga pihak auditor tidak akan mengetahui apakah identifikasi kontrol sudah berjalan secara efektif, untuk itu dibutuhkan evaluasi yang lebih detail.
Pihak auditor akan memanfaatkan test atas transaksi yang ada untuk mengevaluasi apakah ada kesalahan ataupun proses yang tidak biasa terjadi pada kegiatan transaksi hingga bisa mengakibatkan kesalahan pencatatan material di dalam laporan keuangan.
Tes transaksi di dalamnya mencakup menelusuri jurnal dari sumber dokumen yang ada, memeriksa berkas, dan juga memeriksa keakuratan data.
Agar bisa mengetahui pendekatan apa yang digunakan dalam fase ini, maka yang harus diperhatikan adalah mengamati harga dan kesatuan data perusahaan.
Beberapa jenis tes substantif yang akan digunakan adalah menghitung persediaan fisik, melakukan konfirmasi utang, dan juga melakukan perhitungan ulang pada aktiva tetap perusahaan.
Dalam fase audit akhir, pihak audit eksternal akan melakukan beberapa tes tambahan atas bukti yang ada agar nantinya bisa dijadikan sebagai bahan laporan. Ruang lingkup audit sistem informasi ini umumnya lebih fokus pada seluruh sumber daya informasi yang tersedia, seperti aplikasi, infrastruktur, personil, dan juga informasi.
Menurut Ron Weber, berikut adalah tujuan dari audit sistem informasi:
Aset informasi milik perusahaan seperti software, hardware, SDM, dan file data harus selalu dijaga dalam suatu sistem pengendalian internal yang baik agar bisa menghindari adanya penyalahgunaan aset perusahaan. Sehingga, sistem pengamanan aset menjadi hal penting yang harus disediakan oleh pihak perusahaan.
Pada dasarnya, integritas data adalah salah satu konsep dasar yang terdapat dalam sistem informasi. Data itu sendiri terdiri dari berbagai atribut tertentu, seperti kebenaran, keakuratan dan juga kelengkapan.
Bila integritas data tidak bisa terpelihara dengan baik, maka suatu perusahaan tidak akan bisa lagi mempunyai hasil atau laporan yang baik, bahkan sangat mungkin mengalami kerugian.
Efektivitas sistem informasi pada suatu perusahaan memiliki peranan yang penting dalam proses pengambilan keputusan. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif hanya jika sistem informasi tersebut telah sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
Efisiensi adalah suatu hal yang sangat penting saat suatu komputer sudah tidak lagi mempunyai kapasitas yang cukup atau harus melakukan evaluasi lagi apakah efisiensi sistem di dalamnya masih cukup atau harus menambah sumber daya.
Karena suatu sistem bisa dikatakan efisien bila sistem informasi di dalamnya mampu memenuhi kebutuhan pengguna dengan sumber daya informasi yang rendah.
Faktor-faktor yang mendorong pentingnya kontrol dan audit sistem informasi diantaranya untuk:
Terdapat dua jenis audit sistem informasi, yaitu audit sistem informasi laporan keuangan dan audit sistem informasi operasional. Berikut ini adalah penjelasannya
Audit sistem informasi laporan keuangan dilakukan agar bisa mengetahui tingkat kewajaran pada laporan keuangan yang sudah disediakan oleh perusahaan.
Apabila sistem akuntansi perusahaan yang diaudit adalah sistem akuntansi yang berbasis komputer, maka akan dilakukan audit terhadap sistem informasi akuntansi tersebut, apakah proses atau mekanisme dan program di dalamnya sudah sesuai, pengendalian umum pada sistem tersebut memadai, dan juga data substantif.
Audit operasional ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
Jenis audit ini akan memeriksa apakah berbagai aplikasi komputer yang digunakan pada suatu perusahaan sudah sesuai dengan penggunanya dan sudah digunakan dengan sumber daya yang maksimal.
Dalam hal ini, pihak auditor akan melakukan evaluasi apakah sistem aplikasi tersebut bisa dilanjutkan, karena sudah bisa digunakan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan penggunanya, atau harus dilakukan modifikasi dan dihentikan bila perlu.
Audit ini dilakukan oleh auditor dengan menerapkan pengalamannya dalam mengembangkan sistem aplikasi, sehingga auditor mampu mengevaluasi apakah sistem yang digunakan sudah diterapkan untuk diremajakan atau diperbaiki atau bahkan dihentikan jika sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan ataukah ada kesalahan.
Pihak auditor akan menjadi anggota dalam tim pengembangan sistem. Nantinya mereka akan membantu tim agar bisa meningkatkan kualitas dalam mengembangkan sistem yang dibuat oleh sistem analis, designer, dan juga programmer agar bisa diterapkan.
Dalam hal ini, pihak auditor akan bertindak sebagai wakil pimpinan proyek dan manajemen sebagai QA atau quality assurance.
Pihak auditor akan melakukan evaluasi performa unit fungsional atau fungsi sistem informasi apakah sudah bisa dikelola dengan baik, apakah kontrol dalam mengambangkan sistem secara menyeluruh sudah mampu dilakukan dengan baik, apakah sistem komputer yang digunakan sudah dikelola dan juga digunakan dengan baik.
Dalam melakukan audit sistem yang terkomputerisasi, audit ini dilakukan dengan cara mengevaluasi pengendalian umum dari berbagai sistem komputerisasi yang telah diterapkan oleh perusahaan tersebut secara menyeluruh.
Berbagai pengujian digunakan sebagai bukti untuk menarik kesimpulan dan juga memberikan rekomendasi pada manajemen terkait berbagai hal yang berkaitan dengan efektivitas, efisiensi, dan juga ekonomisnya suatu sistem.
Demikianlah penjelasan dari Teknatekno mengenai apa itu audit sistem informasi, mulai dari pengertian, fungsi, tujuan, manfaat, tahapan, sampai jenis-jenisnya. Semoga bermanfaat!
Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.