Teknatekno.com – Hai Teknozen! Tahukah kamu pengertian rasio aktivitas? Seiring pertumbuhan perusahaan, transaksi keuangan yang dilakukannya harus dianalisis secara menyeluruh dengan menggunakan berbagai rumus.
Nah, salah satu alat yang digunakan untuk menganalisis efektivitas kinerja perusahaan pada setiap periode akuntansi adalah rasio keuangan.
Rasio keuangan merupakan salah satu alat dalam ilmu manajemen keuangan perusahaan untuk menilai seberapa sukses kinerja perusahaan dalam setiap periode akuntansi. Rasio keuangan dapat dipecah menjadi empat jenis atau kategori berbeda. Yaitu, rasio aktivitas, likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas.
Nah, kali ini Teknatekno akan membahas seputar rasio aktivitas, mulai dari pengertian rasio aktivitas, jenis-jenisnya, sampai dengan cara menghitung rasio aktivitas yang perlu kamu ketahui.
Pengertian rasio aktivitas adalah metrik yang digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sepenuhnya semua sumber daya dan aset yang tersedia.
Rasio aktivitas merupakan suatu bentuk rasio yang membuat perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada seluruh aset yang dimiliki sehingga fungsi akuntansi keuangan dapat beroperasi secara efektif.
Berikut ini pengertian rasio aktivitas menurut beberapa ahli:
Rasio aktivitas adalah kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan sumber daya secara maksimal dengan cara membandingkan penjualan dengan total aset.
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola semua aset yang dimiliki perusahaan sehingga bisa memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan.
Tujuan suatu perusahaan menggunakan rasio aktivitas, diantaranya:
Rasio aktivitas memiliki berbagai manfaat antara lain:
Rasio aktivitas ini terbagi menjadi beberapa jenis yang perlu kamu ketahui. Setiap jenis rasio aktivitas juga memiliki rumus untuk menghitungnya. Cara menghitung rasio aktivitas relatif mudah. Kamu cukup membagi akun di laporan laba rugi dengan akun neraca. Jenis dan rumus rasio aktivitas dijelaskan secara rinci di bawah ini.
Rasio perputaran total aset gunanya untuk menghitung aktivitas aset dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui asetnya. Rumus rasio aktivitas ini adalah penjualan bersih (HPP) dibagi dengan total aset rata-rata.
Rumus Rasio Perputaran Total Aset (Total Asset Turnover Ratio)
Penjualan atau : Total Aset
Bisa disimpulkan bahwa nilai rasio yang tinggi menunjukkan aktivitas perusahaan yang semakin baik. Hal ini karena perusahaan dapat menghasilkan lebih banyak penjualan dengan beberapa tingkat aset tertentu, begitu juga sebaliknya.
Rasio Perputaran Aset Tetap adalah rasio yang menunjukkan cara suatu perusahaan memanfaatkan aset tetapnya. Rasio ini bisa dikatakan rasio untuk mengukur efisiensi dan produktivitas aset tetap dalam menghasilkan pendapatan.
Rumus Perputaran Aktiva Tetap Fixed Asset Turnover Ratio)
Penjualan : Rata-rata Aset Tetap
Angka rasio yang tinggi menunjukkan suatu perusahaan memanfaatkan aset tetapnya untuk menghasilkan pendapatan dengan tepat, begitu juga sebaliknya.
Perusahaan akan beroperasi di luar kapasitasnya bila nilai rasio yang dihasilkan terlalu tinggi. Maka dari itu, untuk mendukung penjualan, perusahaan perlu berinvestasi aset modal, seperti pabrik, properti, serta peralatan.
Rasio Siklus Konversi Kas adalah jumlah hari yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Istilah lain dari rasio ini adalah net operating cycle ratio.
Rumus Siklus Konversi Kas (Cash Conversion Cycle Ratio)
Periode Konversi Persediaan + Periode Konversi Piutang – Periode Konversi Hutang
Perhitungan siklus konversi kas, terbagi menjadi tiga, meliputi:
Rasio ini untuk mengukur jumlah uang tunai yang dibutuhkan untuk menghasilkan penjualan tertentu. Modal kerja yang tinggi, menghasilkan modal kerja yang menguntungkan perusahaan. Dapat diartikan bahwa penjualan yang didapat perusahaan harus mencukupi modal kerja yang tersedia.
Rumus Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover Ratio)
Penjualan : Modal Rata-rata Kerja
Jenis rasio aktivitas ini untuk mengukur seberapa baik suatu perusahaan dalam mengelola persediaan yang dapat dilihat dari kesuksesannya mengkonversi penjualan dalam satu tahun.
Rasio perputaran persediaan menunjukkan seberapa cepat suatu perusahaan menghabiskan persediaan barangnya per periode.
Untuk menghitungnya kira memerlukan dua akun, yaitu harga pokok penjualan (Cost of Goods Sold atau COGS) dan persediaan. Kamu dapat menemukan kedua akun tersebut di laporan laba rugi dan neraca. Selanjutnya, bagilah COGS dengan rata-rata persediaan dalam dua tahun terakhir.
Rumus Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)
Harga Pokok Penjualan (COGS) : Rata-rata Persediaan
Manajemen persediaan yang efektif bisa dilihat dari nilai rasio yang tinggi. Hal ini menunjukkan perusahaan cepat dalam mengkonversi persediaan produknya menjadi penjualan.
Beda halnya dengan nilai rasio yang rendah akan menunjukkan perusahaan tidak dapat menjual barangnya dengan cepat. Akibatnya, beban perusahaan meningkat karena persediaan menumpuk di gudang untuk waktu yang lama.
Nilai dari Rasio Perputaran Piutang menunjukkan seberapa efektif perusahaan dalam mengelola penjualan secara kredit dan seberapa mudah perusahaan dalam memulihkan kredit dari pelanggan dalam periode pembayaran tertentu.
Rumus Rasio Perputaran Piutang (Accounts Receivable Ratio)
Pendapatan : Rata-rata Piutang
Hasil nilai rasio yang tinggi menunjukkan kebijakan kredit dan penagihan di posisi yang baik, begitu juga sebaliknya.
Rasio Perputaran Utang untuk melihat berapa kali perusahaan membayar kreditor dalam satu tahun.
Rumus Rasio Perputaran Utang (Accounts Receivable Ratio)
Perputaran Utang = Pembelian : Rata-Rata Utang
Nilai rasio yang tinggi, perusahaan mengeluarkan uang lebih cepat. Hal ini dapat dikarenakan seperti berikut ini:
Penggunaan Days Payable Outstanding (DPO) untuk melihat berapa hari (rata-rata) perusahaan dapat membayar kreditornya.
Rumus Days Payable Outstanding (DPO)
365 : Perputaran utang usaha
Hasil dari perhitungan DPO yang rendah dapat diartikan bahwa perusahaan cepat membayar krediturnya, begitu juga sebaliknya.
Jenis rasio aktiva satu ini untuk mengukur berapa hari (rata-rata) perusahaan mengumpulkan pembayaran dari pelanggan.
Rumus Days of Sales Outstanding (DSO)
365 : Perputaran Piutang
Nilai rasio DSO yang rendah akan menunjukkan pengumpulan uang yang cepat dari pelanggan. Misalnya, hasil rasio DSO sebesar 60. Maka, perusahaan membutuhkan waktu 60 hari untuk menagih pembayaran dari para pelanggannya.
Bisa kita simpulkan, bahwa rasio aktivitas adalah suatu bentuk rasio yang membuat perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada seluruh aset yang dimiliki sehingga fungsi akuntansi keuangan dapat beroperasi secara efektif.
Rasio ini memiliki berbagai manfaat, termasuk membantu dalam menguraikan status keuangan perusahaan, menyederhanakan nomor akuntansi perusahaan, memberikan gambaran yang adil tentang bisnis dan berguna saat memperkirakan dan menganggarkan kegiatan.
Demikianlah penjelasan dari Teknatekno seputar rasio aktivitas, mulai dari pengertiannya, jenis-jenisnya, sampai dengan rumus cara menghitungnya. Semoga artikel ini bisa bermanfaat ya!
Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.