Dalam menjalankan sebuah bisnis, memahami cara menghitung break even point merupakan kunci utama dalam merencanakan strategi keuangan yang sukses. Break Even Point, atau yang biasa disingkat sebagai BEP, bukanlah sekadar istilah matematis yang rumit, melainkan pilar fundamental yang membantu pemilik bisnis menavigasi arus keuangan mereka dengan lebih cerdas.
Bagi sebagian orang, istilah ini mungkin terdengar menakutkan, namun sebenarnya, memahami BEP adalah langkah pertama yang mengarah pada pemahaman mendalam tentang kesehatan finansial bisnis kamu.
Dengan pemahaman yang tepat tentang cara menghitung break even point, kamu bisa mengambil langkah-langkah konkret untuk menjaga stabilitas keuangan, mengoptimalkan operasi, dan bahkan meningkatkan profitabilitas bisnis kamu.
Sebelum kita memahami cara menghitung break even point, penting untuk memiliki pemahaman yang kuat tentang apa itu BEP dan mengapa konsep ini begitu penting dalam konteks bisnis.
Pengertian Break Even Point (BEP) adalah titik di mana total pendapatan dari penjualan suatu produk atau layanan sama dengan total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi atau menjual produk atau layanan tersebut.
Dengan kata lain, pada titik ini, sebuah bisnis tidak menghasilkan keuntungan maupun mengalami kerugian. Ini mencerminkan kesetimbangan antara pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan.
BEP secara efektif membagi operasi bisnis menjadi dua kategori:
Oleh karena itu, BEP adalah titik di mana bisnis “membalikkan keadaan” dari kerugian menjadi keuntungan. Konsep ini memungkinkan pemilik bisnis dan manajer untuk mengidentifikasi volume penjualan minimum yang diperlukan agar bisnis bisa bertahan tanpa mengalami kerugian.
Salah satu keuntungan utama memahami BEP adalah memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tingkat risiko yang terlibat dalam operasi bisnis. Semakin tinggi BEP suatu bisnis, semakin besar risiko keuangan yang harus ditanggung.
Oleh karena itu, pemahaman yang kuat tentang BEP adalah suatu keharusan bagi siapa pun yang terlibat dalam pengelolaan bisnis, baik itu pemilik bisnis, manajer, atau investor.
Menghitung Break Even Point (BEP) memiliki beberapa manfaat yang penting bagi suatu bisnis, antara lain:
Break Even Point (BEP) adalah titik di mana pendapatan yang diterima sama dengan total biaya, sehingga perusahaan tidak menghasilkan keuntungan atau mengalami kerugian. Berikut ini adalah cara menghitung Break Even Point (BEP) yang bisa membantu kamu memahami konsep ini dengan lebih baik:
Langkah pertama cara menghitung Break Even Point adalah mengidentifikasi biaya tetap dan biaya variabel dari bisnis kamu:
Biaya Tetap: Ini adalah biaya yang tidak berubah, terlepas dari volume produksi atau penjualan. Contohnya termasuk sewa, asuransi, dan gaji karyawan.
Biaya Variabel: Ini adalah biaya yang berubah seiring dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Contohnya termasuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya distribusi.
Kontribusi margin adalah selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit. Rumusnya:
Kontribusi Margin per Unit = Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit
Selain menghitung kontribusi margin per unit, cara menghitung Break Even Point selanjutnya adalah menentukan harga jual dan biaya variabel per unit.
Setelah kamu memiliki kontribusi margin per unit, kamu bisa menggunakan rumus BEP untuk menghitung titik impas:
BEP = Biaya Tetap / Kontribusi Margin per Unit
Rumus ini akan memberi kamu jumlah unit atau nilai penjualan yang diperlukan untuk mencapai titik impas.
Setelah menghitung BEP, analisislah hasilnya. Apakah angka tersebut memungkinkan atau realistis untuk bisnis kamu? Apakah ada cara untuk mengurangi biaya tetap atau meningkatkan kontribusi margin? Gunakan informasi ini untuk membuat strategi yang akan membantu kamu mencapai atau bahkan melampaui BEP.
Berikut adalah contoh soal cara menghitung Break Even Point (BEP) dalam konteks sebuah bisnis:
Sebuah perusahaan memproduksi dan menjual sepatu olahraga. Biaya tetap bulanan perusahaan tersebut adalah Rp 10.000.000 yang mencakup biaya sewa pabrik, gaji karyawan tetap, dan biaya administrasi lainnya. Biaya variabel per sepatu olahraga adalah Rp 50.000 untuk bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Harga jual per sepatu olahraga adalah Rp 150.000 per pasang.
Langkah 1: Identifikasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Biaya Tetap (FTC) = Rp 10.000.000
Biaya Variabel per unit (VCU) = Rp 50.000
Langkah 2: Hitung Kontribusi Margin per Unit
Kontribusi Margin per unit (CMU) = Harga jual per unit – Biaya variabel per unit
CMU = Rp 150.000 – Rp 50.000 = Rp 100.000
Langkah 3: Gunakan Rumus BEP
BEP = Biaya Tetap / Kontribusi Margin per Unit
BEP = Rp 10.000.000 / Rp 100.000
BEP = 100
Jadi, perusahaan harus menjual 100 pasang sepatu olahraga per bulan agar mencapai titik impas.
Jika perusahaan berhasil menjual 2.000 pasang sepatu olahraga dalam sebulan, maka penjualan totalnya adalah:
Total Penjualan = Jumlah iUnit Terjual x Harga Jual per Unit
Total Penjualan = 2.000 x Rp 150.000
Total Penjualan = Rp 300.000.000
Untuk menghitung keuntungan, kita harus mengurangkan total penjualan dengan total biaya:
Keuntungan = Total Penjualan – Total Biaya
Biaya Tetap (FC) = Rp 10.000.000
Biaya Variabel Total (VCT) = Biaya Variabel per Unit × Jumlah Unit Terjual
VCT = Rp 50.000 × 2.000 = Rp 100.000.000
Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel Total
= Rp 10.000.000 + Rp 100.000.000
= Rp 110.000.000
Keuntungan = Rp 300.000.000 – Rp 110.000.000
= Rp 190.000.000
Jadi, jika perusahaan berhasil menjual 2.000 pasang sepatu olahraga dalam sebulan, mereka akan memperoleh keuntungan sebesar Rp 190.000.000.
Mengetahui cara menghitung break even point adalah keterampilan penting bagi setiap pengusaha dan pebisnis. Dengan pemahaman yang baik tentang konsep ini, seseorang bisa mengelola bisnisnya dengan lebih efisien dan membuat keputusan yang lebih baik secara finansial.
Dengan memanfaatkan metode-metode yang ada, seperti metode kontribusi margin atau metode titik tetap, kamu bisa dengan mudah dan akurat menghitung BEP untuk bisnis kamu. Jadi, jangan ragu untuk menerapkan cara menghitung break even point dalam perencanaan dan pengelolaan bisnis kamu!
Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.