Teknatekno.com – Ada banyak bentuk perusahaan fintech untuk mendukung beragam tuntutan layanan keuangan pengguna. Perkembangan fintech di seluruh dunia sejalan dengan evolusi alat transportasi dan komunikasi pada tahun 1886.
Dahulu, metode pengiriman uang elektronik dengan kode Morse dan telegraf berkembang. Kehadiran kartu kredit pada tahun 1950 merupakan awal dari terbentuknya budaya cashless.
Pada tahun 1967, dunia keuangan mengalami transformasi penggunaan sistem dari analog ke digital yang ditandai dengan munculnya mesin ATM pertama di dunia.
Perbankan online telah ada sejak tahun 1980-an, tetapi gagal mendapatkan daya tarik dengan masyarakat umum. Hanya sampai internet berkembang, perusahaan pinjaman P2P (peer to peer) pertama di dunia, Zopa, muncul di Inggris pada tahun 2005.
Sementara di Indonesia, perkembangan fintech dimulai pada tahun 2006. Namun, kehadiran fintech di Indonesia tidak serta merta mendapatkan kepercayaan masyarakat. Tentunya masyarakat masih awam dengan layanan keuangan digital ini dan masih takut akan keamanannya.
Pada tahun 2015, tepatnya pada bulan September, sebuah organisasi bernama Asosiasi Fintech Indonesia (AFI) dibentuk. Munculnya asosiasi ini berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan fintech di tanah air. Dari tahun 2006 hingga 2017, jumlah perusahaan fintech Indonesia melonjak 78%.
Tahukah Anda perusahaan fintech seperti apa yang beroperasi di Indonesia? Ada ratusan perusahaan fintech yang beroperasi saat ini. Apakah hanya ada satu jenis?
Ada banyak bentuk perusahaan fintech untuk mendukung beragam tuntutan layanan keuangan pengguna. Ada perusahaan yang membantu pengguna untuk menabung, meminjam uang untuk membayar pembelian barang.
Berikut ini adalah berbagai bentuk perusahaan fintech di Indonesia.
Payment Gateway berasal dari istilah payment yang berarti pembayaran dan gateway yang berarti gerbang. Singkatnya, gateway pembayaran adalah perangkat yang memudahkan pengguna untuk melakukan transaksi keuangan.
Di Indonesia, layanan fintech ini memiliki banyak pengguna karena memberikan kemudahan. Misalnya, jika Anda membeli di bisnis online, Anda dapat menggunakan gateway pembayaran untuk melakukan pembayaran.
Bukan hanya pengecer online, saat ini ada banyak perusahaan fisik yang menerima pembayaran melalui penyedia gateway pembayaran yang berbeda. Anda juga dapat menggunakan layanan fintech ini untuk membayar tagihan, membayar cicilan hingga memperoleh tiket pesawat.
Pembayaran telepon seluler menghilangkan kebutuhan akan uang tunai atau kartu kredit dalam jumlah yang signifikan.
Bentuk perusahaan fintech berikutnya yaitu Crowdfunding. Tak hanya untuk keperluan pribadi, ternyata fintech juga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan sosial. Crowdfunding adalah cara mendapatkan dana untuk berbagai alasan.
Perusahaan crowdfunding menawarkan situs web atau aplikasi yang memungkinkan siapa saja untuk mengumpulkan dana. Pihak yang membutuhkan dana harus menjelaskan alasan penggunaan dana tersebut.
Crowdfunding sosial adalah salah satu jenis crowdfunding yang menarik perhatian banyak orang. Ketika ada musibah atau kebutuhan sosial lainnya, masyarakat bisa mengumpulkan dana. Tentunya dana yang terkumpul diawasi dan jelas tanggung jawabnya.
Seperti yang Anda ketahui, jenis perusahaan fintech pertama di dunia adalah P2P lending. Masyarakat tidak lagi harus repot mengajukan pinjaman di bank karena layanan ini.
P2P lending adalah layanan keuangan yang mempertemukan kreditur (pemberi pinjaman) dan debitur (orang yang membutuhkan pinjaman) (orang yang membutuhkan pinjaman).
Kedua belah pihak mendapatkan keuntungan yang sama, bagi debitur mereka dapat memperoleh pinjaman lebih cepat. Sedangkan bagi kreditur akan memperoleh bunga yang lebih besar atas dana yang dipinjamkan.
Layanan fintech selanjutnya adalah memberikan fasilitas kredit online kepada penggunanya. Ini memudahkan semua orang untuk membeli barang-barang fantasi menggunakan pendekatan pembayaran tanpa memerlukan kartu kredit.
Jika Anda membutuhkan sesuatu tetapi tidak memiliki dana, maka layanan ini dapat membantu. Prosedur pendaftaran yang cepat dan proses yang cepat memungkinkan banyak orang memanfaatkan layanan kredit online.
Terakhir, bentuk perusahaan fintech yaitu Agregator. Banyaknya layanan fintech yang ditawarkan di Indonesia membuat masyarakat harus benar-benar memilih penyedia yang terpercaya. Untuk memudahkan orang menemukan layanan yang tepat, agregator fintech dapat membantu.
OJK berharap memiliki 36 perusahaan agregator fintech pada pembukuannya pada tahun 2020. Fintech Aggregator adalah aplikasi atau website yang dapat membantu masyarakat mengakses informasi. Informasi yang ditawarkan adalah mengenai financial goods, khususnya fintech.
Agregator ini bertugas membandingkan beberapa perusahaan fintech saat ini. Misalnya, Anda ingin memanfaatkan layanan pinjaman online. Kemudian Agregator akan mengevaluasi beberapa perusahaan berdasarkan suku bunga, biaya dan persyaratan.
Perkembangan fintech dimulai di Indonesia pada tahun 2006, namun masih relatif belum diketahui oleh masyarakat luas. Ada banyak sekali bentuk perusahaan fintech yang beroperasi di Indonesia.
Asosiasi Fintech Indonesia (AFI) dibentuk pada tahun 2015 yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan sektor ini. Perusahaan crowdfunding menawarkan situs web atau aplikasi yang memungkinkan siapa saja untuk mengumpulkan dana.
Peer to Peer (P2P) lending adalah layanan keuangan yang mempertemukan kreditur (pemberi pinjaman) dan debitur (orang yang membutuhkan pinjaman). Agregator dituntut untuk membandingkan beberapa perusahaan fintech saat ini.
Hai Saya schoirunn aktif menulis dan berkontribusi dalam berbagai media massa, seperti surat kabar sekolah, website, dan media sosial. Saya juga pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dan magang di salah satu media nasional, yang membuat saya semakin memahami bagaimana dunia jurnalistik bekerja. Selain menulis, saya juga senang memotret dan merekam video. Saya percaya bahwa gambar dan video dapat memberikan dampak yang kuat dalam menyampaikan sebuah cerita. Sebagai seorang jurnalis muda, saya berkomitmen untuk selalu memperbaiki keterampilan saya dalam menulis, mencari sumber, dan melakukan wawancara yang berkualitas.